Mohon tunggu...
Nadya Putri Liani Musarofah
Nadya Putri Liani Musarofah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Halo, Saya tertarik terhadap hal-hal mengenai politik, pemerintahan, kesenian, fashion, dan serba-serbi dunia internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Kaitan Pengangguran dengan Globalisasi Ekonomi di Indonesia?

19 Maret 2023   10:43 Diperbarui: 19 Maret 2023   10:47 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber : ETH Zurich (2021) dan BPS (2021)

Bagaimana Kaitan Pengangguran Dengan Globalisasi Ekonomi di Indonesia?

Oleh : Nadya Putri Liani Musarofah (210910101130) -- Universitas Jember

Apa Itu Globalisasi Ekonomi?

Globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai proses dari keterlibatan negara-negara di dunia dalam kegiatan perekonomian dunia. Proses dalam globalisasi ekonomi akan berlangsung secara terus menerus beriringan dengan majunya kecanggihan teknologi. Tingginya tingkat globalisasi ekonomi pada suatu negara dapat dilihat dari jumlah pangsa ekspor dan rasio impor PDB (Produk Domestik Bruto); dan juga dapat dilihat dari menipisnya batas dari kegiatan perekonomian pada pasar regional atau nasional. Berdasarkan penelitian terdahulu, tingkat pertumbuhan ekonomi juga dapat didorong dengan adanya globalisasi dan keterbukaan dagang[1]. Pengertian lainnya dari globalisasi ekonomi yaitu merupakan proses integrasi perekonomian domestik menuju sistem perekonomian global[2].

 

Apa Itu Pengangguran ?


 

            Pengertian pengangguran yaitu suatu kondisi dimana seseorang yang termasuk kedalam angkatan kerja memiliki keinginan untuk mendapatkan pekerjaan namun belum mendapatkannya[3]. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki dampak dan pengaruh besar bagi tiap individu, masyarakat, serta negara. Salah satunya yakni dapat menjadi hambatan dalam pembangunan daerah[4].

 

            Berdasarkan pandangan dari kaum klasik, pengangguran dapat diatasi dengan adanya mekanisme pasar bebas atau yang biasa disebut dengan penawaran pada tenaga kerja pasar secara bebas. Selain itu, Keynes juga berpandangan bahwa penyebab dari adanya pengangguran ini yakni karena rendahnya agregat demand yang juga menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi.

 

Lalu, Bagamana Kaitan Pengangguran Dengan Globalisasi Ekonomi di Indonesia?

 

            Zaman sekarang ini juga dapat disebut sebagai era keterbukaan. Dimana banyak sekali negara-negara di dunia yang saling bersaing untuk mendapatkan banyak manfaat dari adanya globalisasi ekonomi di zaman ini. Begitu pula dengan negara Indonesia.

 

            Indonesia berupaya untuk mendapatkan manfaat-manfaat dari globalisasi ekonomi ini dengan bergabung sekaligus juga menjadi anggota dari beberapa kerjasama perekonomian dan perdagangan global dan regional. Salah satu manfaat yang akan diperoleh Indonesia apabila dapat memanfaatkan keadaan dunia dengan baik yakni munculnya banyak lapangan pekerjaan baru. Dengan meningkatnya aktivitas ekspor dan impor di Indonesia, maka akan memicu munculnya banyak lapangan pekerjaan baru di banyak perusahaan maupun pabrik yang menjalani proses perdagangan internasional (ekspor dan impor). Dengan demikian, maka tingkat pengangguran di Indonesia akan menurun.

 

Gambar 1. Diagram Garis dari Indeks Globalisasi Ekonomi dan Pengangguran di Indonesia

 

            Berdasarkan diagram garis dari Indeks Globalisasi Ekonomi dan Pengangguran di Indonesia pada gambar 1 diatas, dapat disimpulkan apabila meningkatnya globalisasi ekonomi di Indonesia dapat menyebabkan meningkatnya pula angka pengangguran di Indonesia; menurunnya globalisasi Indonesia juga dapat meningkatkan angka pengangguran di Indonesia; dan menurunnya globalisasi ekonomi di Indonesia juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran di Indonesia.

 

            Dalam bidang perekonomian, aspek upah dan inflasi juga dapat mempengaruhi angka pengangguran pada suat negara. Pada kurva philips, di dalamnya disertakan mengenai hubungan antara pengangguran dan inflasi. Apabila inflasi mengalami peningkatan, maka angka pengangguran akan menurun karena terdapat peningkatan harga pada barang dan jasa yang menyebabkan produsen berusaha untuk melakukan proses produksi sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, maka produsen perlu tenaga kerja yang lebih banyak sehingga mengurangi pengangguran.

 

             Pada aspek upah, teori klasik berpandangan apabila upah dapat ditinjau dari sisi penawaran dan sisi permintaan tenaga kerja dalam suatu mekanisme pasar. Apabila penawaran tenaga kerja meningkat, maka upah akan menurun dan begitu sebaliknya. Sedangkan menurut pandangan Keynes, upah dapat meningkat naik apabila para pekerja dalam suatu perkumpulan tenaga kerja atau perserikatan berupaya untuk menaikkan upah tersebut sebagai bentuk tuntutan kesejahteraan para tenaga kerja. Apabila hal tersebut terus diupayakan, maka adanya upah yang rendah memiliki kemungkinan yang kecil terjadi. Kenaikan upah para tenaga kerja ini memberikan pengaruh terhadap kenaikan konsumsi dari para konsumen. Kemudian, dengan adanya kenaikan konsumsi, maka akan terjadi peningkatan pada produksi dan permintaan tenaga kerja.

 

Globalisasi dapat menurunkan angka pengangguran apabila terjadi pada sektor dengan tenaga kerja yang terampil dan dapat meningkatkan angka pengangguran apabila terjadi pada sektor tenaga kerja dengan skill yang rendah atau tidak terampil[5]. Contoh dari globalisasi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari seperti di zaman sekarang ini, yaitu adanya aplikasi jual beli "Shopee". Pengimplementasian ini dirasakan dan diteliti oleh penulis secara langsung.

 

Aplikasi Shopee merupakan salah satu aplikasi jual beli barang maupun jasa yang bekerja di Indonesia dan luar negeri. Salah satu negara yang bekerjasama dengan pihak Shopee yakni China. Para konsumen Indonesia dapat membeli barang (contohnya seperti casing handphone) yang dijual oleh beberapa penjual dari China dengan mudah. Kelebihan dari barang yang dijual oleh penjual China di platform Shopee ini pun sangat terlihat jelas seperti harga barang relatif lebih murah daripada harga dari penjual dari Indonesia di Shopee; biaya ongkos kirim dari China menuju pembeli di Indonesia juga relatif lebih murah daripada biaya ongkos kirim penjual dari Indonesia di Shopee; dan juga kualitas bahan baku barang yang dijual oleh penjual dari China di Shopee juga bagus. Sedangkan kekurangan dari adanya jual beli barang yang dijual oleh penjual dari China di Shopee ini yakni ada pada pengiriman yang membutuhkan waktu lebih lama yang dapat membutuhkan waktu sebanyak 10-15 hari. Bahkan, juga bisa lebih, dan bergantung pada kecepatan waktu pengemasan barang. Berdasarkan hal ini, adanya globalisasi ekonomi dapat mengurangi angka pengangguran apabila terjadi peningkatan peminat (konsumen) dari barang-barang yang dijual oleh beberapa penjual China dan akan meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja.

 

Selain contoh diatas, juga terdapat contoh lainnya, seperti terjadinya globalisasi ekonomi akibat adanya budaya Hallyu atau Korean Wave. Dalam konteks ini, akan banyak penjual di Indonesia yang memiliki keterampilan editing dan strategi pemasaran yang baik untuk menjual berbagai macam merchandise K-pop seperti kalender, gantungan kunci, kipas, bantal, koper, pakaian, dan sebagainya. Dengan adanya kemampuan editing yang baik dan bagus dapat menjadi salah satu hal yang dapat menarik para konsumen untuk membeli barang-barang yang dijual olehnya. Akan tetapi, apabila para penjual merchandise K-pop tidak memiliki kemampuan editing dan strategi pemasaran yang baik, kemungkinan yang terjadi yakni sedikitnya peminat dari merchandise K-pop tersebut. Bahkan bisa saja tidak satupun dari barang yang dijualnya dapat terjual. Dengan demikian, maka globalisasi ekonomi ini dapat mempengaruhi angka pengangguran menyesuaikan dengan keterampilan atau skill dari sektor tenaga kerjanya.

 

Kesimpulan

 

            Globalisasi ekonomi dapat menurunkan angka pengangguran di Indonesia apabila terjadi pada sektor tenaga kerja yang terampil. Namun, globalisasi ekonomi juga dapat meningkatkan angka pengangguran di Indonesia apabila terjadi pada sektor tenaga kerja yang tidak terampil. Dengan demikian, para tenaga kerja di Indonesia harus memanfaatkan dan meningkatkan keterampilan masing-masing supaya dapat memanfaatkan globalisasi ekonomi di Indonesia.

 

            Penulis berharap pada artikel ilmiah selanjutnya dapat menambahkan data di dalamnya mengenai kaitan pengangguran dan globalisasi ekonomi di Indonesia.

 

Referensi :

 

[1] Ari Setyawan, I. W. (2021). Globalisasi Ekonomi Dan Pengangguran : Studi Kasus Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan (JEBIK), 10.

 [2] egsaugm. (2019, September 29). Apa Itu Pengangguran? Retrieved from https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/09/29/apa-itu-pengangguran/#:~:text=Menurut%20Yanuar%20(2009)%20pengangguran%20adalah,memperoleh%20pekerjaan%20tapi%20belum%20mendapatkannya.&text=Menurut%20Badan%20Pusat%20Statistik%20angkatan,berumur%20lebih%20dari%2015%2

 [3] Uma, A. F. (n.d.). Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Di 6 ... Skripsi. Retrieved from https://repository.unair.ac.id/97095/3/4%20BAB%20%201%20PENDAHULUAN.pdf

 [4] Zaroni, A. N. (n.d.). Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam.

 

Footnote :

[1] Dreher. 2006; Manwa, Mijeweera & Kortt. 2019; Mutascu & Fleischer. 2011.

[2] Kilicarslan dan Dumrul. 2018.

[3] Yanuar. 2009.

[4] Yehosua. dkk. 2019.

[5] Moore dan Ranjan. 2005.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun