Mohon tunggu...
Nadya FebrianValentina
Nadya FebrianValentina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku ya aku

Be my self

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Hilangkan Harga Diri Demi Masa Depan

19 Desember 2020   11:45 Diperbarui: 19 Desember 2020   11:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin tinggi mimpimu semakin besar badai yang menghadang.

Jadi apa motivasimu untuk menggapai mimpi? apa benar definisi bahagia dan orang tua bangga adalah kunci motivasimu?.

seringkali hati dan pikiran tak sejalan meskipun banyak yang ingin diwujudkan. Jadi apa arti dari mimpi yang sebenarnya.

Dibalik kata mimpi yang harus digapai pasti memiliki motivasi yang sangat berpengaruh untuk menggapai mimpi. Alih alih mengatakan motivasi terbentuk dari dalam diri kita sendiri yang mana prestasi yang sudah kita gapai. Pengaruh dari internal dan eksternal juga sangat berpotensi menjadikan motivasi dan jati diri kita tumbuh.

Lalu apa motivasiku untuk mengawali masa depanku?. Pastinya mencari jati diriku dimana aku berdiri, atau sampai kapan harus bertahan. Semakin keras kamu berusaha semakin besar halangan yang akan diterpa. "ala itu hanya ilusi kamu gak akan bisa", "itu hanya omong kosong jangan hanya buaian kata saja". Gunakan pikiran untuk melakukan tindakan, jangan bertingkah gegabah. Cukup tunjukan dan perlihatkan apa yang telah kau lakukan selama ini adalah memiliki buah yang manis.

Jati diriku sudah kutemukan lalu bagaimana aku harus memulai?. Ini konyol bagaimana aku bisa berjalan jika aku saja tidak memiliki seseorang untuk saling beradu pikiran. Rekan pun datang bermunculan sering berjalannya waktu aku mencoba dan terus mencoba praktik yang sudah aku cari. tapi mengapa selalu gagal sampai 3 tahun ini. Pengangguran selalu menjadi momok dari pikiran dan jiwaku. Sampai pada akhirnya aku menyerah dan putus asa atas apa yang aku kejar, saat itu lah mimpi ku hilang. Selama ini apa yang aku lakukan? apa lebih baik aku jadi karyawan swasta saja?. Kenapa hati dan pikiran ini tidak pernah selaras ada apa dengan jati diriku yang sebenarnya?.

"Every moment was a gift, so I made a decision no longer to fill moments of my life with regrets". Ayah mengatakan itu dengan lantang. Hatiku terenyuh dan meneteskan air mata. Baiklah aku akan mencoba. 1 Percobaan produksi alat gagal, yang ke 2 produksi untuk prodak kecantikan juga gagal. Mengirup udara segar ditaman adalah jalan terbaik untuk menenangkan pikiranku, tak lama aku melihat nenek duduk bersama remaja parubaya yang mengalami disabelitas dan remaja itu Tunanetra. Mereka duduk dibawah pohon yang rindang dan bercengkrama dengan bahasa tubuh si remaja itu. Mereka berhak hidup tapi mengapa tidak diberikan hidup yang sepantasnya. Lalu aku memiliki ide gila yang pernah aku temui.

Kukira kunci dari berbisnis adalah uang, tapi dengan uang tapi tidak ada kemanusiaan sama saja seperti berdiri tanpa kaki. Hingga aku memikirkan bagaimana kalau aku membuat praktik percobaan untuk orang yang disabilitas dan tunanetra. Tapi Partner kerjaku tak memihakku, dia selalu mementingkan dirinya sendiri. Hingga aku bertekuk lutut didepannya dan memohon padanya apa yang harus aku lakukan supaya dia memihakk . Gaya hidupnya terlalu mewah hingga lupa tentang kemanusiaan satu sama lain. Dia menginginkan aku memberikan saham yang setimpal dengan dia.

Ya tuhan cobaan apa lagi apa seorang CEO harus berkorban sebanyak ini. Ok akan kubuat taruhan untuknya jika project ini berhasil sampai 10.000 pengguna saham akan tetap dipihakku, kalau tidak sahamku akan kuberikan kepadanya. Saat Project itu jadi dan siap di lauchingkan hatiku berdebar kukira ini akhir dari segalanya jika sedikit pengguna, ternyata yang kuduga salah. Dalam waktu 1 minggu tembus hingga 10.000 pengguna aku tidak percaya sebanyak itu. Partner kerjaku pun mengakui kalah dan dia masih mau bekerja sama denganku atas project yang kami buat.

Mungkin ini masih awal untuk terlalu bangga atas bisnis yang kubuat. Seperti bertahan hidup dilaut sendiri mengapung dengan kapal. Kita mudah untuk bertumbuh tapi pasti susah untuk bertahan. Semakin banyak kamu bersyukur dan berdoa pasti ada jalan pintasnya. Start up Your dream

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun