Mohon tunggu...
Nadiya Putri Rusjdi
Nadiya Putri Rusjdi Mohon Tunggu... @narichifleur

Saya adalah seorang ibu tunggal, event styling, floral stylist, sekaligus penulis reflektif yang percaya bahwa luka masa lalu bisa menjadi ladang cahaya, asal diolah dengan cinta dan kesadaran. Lewat platform Narichifleur, saya menciptakan dekorasi bunga yang tak sekadar indah, tapi juga menyentuh sisi emosional manusia. Hobi saya menulis, menyusun rangkaian bunga, dan membangun ruang healing untuk perempuan yang ingin bangkit dengan cara yang lembut namun berdaya. Topik favorit saya meliputi: refleksi diri, kehidupan ibu tunggal, healing lewat seni dan simbolisme bunga, spiritualitas praktis, hingga self-design dengan teknologi. Saya percaya bahwa setiap cerita perempuan, sekecil apa pun, layak didengar. Kompasiana adalah ruang saya untuk berbagi serpihan proses, pelajaran, dan harapan agar siapa pun yang membaca tahu bahwa ia tidak sendirian. Mari berproses hingga mendapatkan hasil akhir kehidupan yang indah, sebagaimana merangkai bunga satu persatu, untuk kemudian menjadi satu rangkaian yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebaya Hari Ini :Antara Warisan, Gaya, dan Makna yang Tetap Hidup

24 Juli 2025   16:07 Diperbarui: 24 Juli 2025   16:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram @narichi_space

Kebaya Hari Ini: Antara Warisan, Gaya, dan Makna yang Tetap Hidup

Tulisan ini saya persembahkan di Hari Kebaya Nasional, sebagai refleksi perempuan masa kini yang ingin hidup selaras antara akar budaya dan pilihan modernnya. Karena kebaya bukan hanya milik masa lalu, tapi juga milik perempuan hari ini yang ingin tampil anggun, percaya diri, dan otentik.

Hari ini, 24 Juli, kita merayakan Hari Kebaya Nasional. Tapi kebaya bukan sekadar busana tradisional yang dilestarikan setiap tahun. Ia adalah simbol yang bergerak: dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, dari panggung budaya hingga jalan kehidupan sehari-hari.

Di balik keanggunannya, kebaya menyimpan cerita yaitu tentang tangan-tangan yang menjahit dengan hati, tentang perempuan yang memilih tampil elegan tanpa kehilangan jati diri.

Bukan Sekadar Pakaian, Tapi Bahasa yang Tak Bersuara

Kebaya berbicara dalam diam. Melalui renda, sulaman, dan potongan yang mengikuti bentuk tubuh, ia menyampaikan pesan tentang kesopanan, keberanian, dan karakter. Dulu, ia hadir dalam keseharian perempuan-perempuan di tanah Jawa, Bali, Sumatera, hingga Sulawesi, masing-masing dengan corak dan gaya yang berbeda, namun satu dalam esensi.

Kini, kebaya tampil dalam wajah yang lebih modern. Dipadukan dengan celana, sneakers, atau hijab, ia tak lagi hanya milik masa lalu. Ia beradaptasi, tanpa kehilangan ruh. 

Perempuan masa kini tidak hanya memakai kebaya untuk acara formal. Kita memakainya untuk tampil, merayakan diri, bahkan menegaskan kehadiran dalam ruang publik. Di balik setiap lipatan kebaya, ada rasa percaya diri. Ada ingatan tentang para perempuan terdahulu yang tampil anggun dengan kepala tegak, sekaligus ada keberanian generasi sekarang yang memaknai ulang keanggunan sebagai kekuatan.

Hari Kebaya Nasional bukan sekadar selebrasi baju adat. Ia adalah panggilan untuk menghargai akar, sambil tetap tumbuh menjadi versi kita yang paling jujur. Tak perlu tunggu undangan resmi untuk memakai kebaya. Di hari seperti ini, bahkan di tengah aktivitas biasa, kebaya bisa menjadi cara sederhana namun kuat untuk menghormati budaya dan merayakan siapa kita. Sebagai perempuan yang bebas memilih, bebas mengekspresikan diri, dan tetap menghargai warisan leluhur.

Dari Warisan Menjadi Perjalanan

Kebaya mungkin tak lagi kita jahit sendiri, tapi maknanya tetap menjahit sesuatu di dalam hati. Ia merangkai masa lalu dan masa kini dalam satu tarikan napas: anggun, sederhana, dan bermakna.  Selamat Hari Kebaya Nasional. Untuk semua perempuan yang tampil dengan elegan, dan tetap setia menjadi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun