Mohon tunggu...
Nadia Zahra Ramadhani Sufi
Nadia Zahra Ramadhani Sufi Mohon Tunggu... Lainnya - nadiazrs

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Pendidikan Selama Pandemi dan Era Digitalisasi

29 Desember 2021   15:13 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:40 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nadia Zahra Ramadhani Sufi

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Dengan perkembangan teknologi yang terus berjalan di abad ke-21 ini seolah memaksa masyarakat beradaptasi dan mulai menerapkan teknologi pada segala aspek kehidupan dengan tujuan untuk mempermudah segala sesuatunya termasuk dalam dunia pendidikan.

Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan belajar dilakukan secara daring (online). Pada awal penerapannya dapat dirasakan beberapa dampak yang muncul sepert permasalahan dalam fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh para murid seperti tidak semua memiliki gadget atau laptop, internet yang belum tersedia menyeluruh, kebutuhan distribusi kuota belajar, dan sebagainya. Namun disamping hal tersebut, pada akhirnya kita mau tidak mau harus memikirkan solusi bagaimana jalan keluar yang dampak baiknya dapat dirasakan seluruh masyarakat.

Dirumuskanlah gagasan adanya kurikulum merdeka belajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Tertera dalam website resmi merdekabelajar.teknokrat.ac.id bahwa “dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan”.

Maka dari itu, dibentuklah berbagai macam kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya seperti program kampus magang/ praktik kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, kampus mengajar, pertukaran mahasiswa, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua program dan kegiatan yang tertera dalam kurikulum merdeka belajar juga harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen. Pada akhirnya dicetuskannya kurikulum kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.

Namun disamping latar belakang tersebut, kita dapat merasakan bahwa kondisi pandemi belum benar-benar menemukan akhir yang baik, sekolah maupun perguruan tinggi pun masih belum sepenuhnya dapat dilakukan secara tatap muka (offline). Tetapi kita sebagai manusia yang sudah hidup dalam era digitalisasi dan modernisasi kemudian melakukan trasnformasi. Transformasi ini menuntut para pendidik dapat cakap digital dalam menyusun rencana pembelajaran yang menarik dan inovatif bagi siswanya. Namun perubahan untuk beradaptasi dan memiliki kecakapan dalam digital membutuhkan waktu yang sangat lama, karena dirasa tidak mudah bagi para guru.

Menurut studi yang dilakukan oleh salah satu perusahaan teknologi multinasional di Indonesia, 30% guru merasa kesulitan untuk menyesuaikan dengan platform pembelajaran. Hal ini pun dapat berdampak pada interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung kecakapan digital para guru dan mengatasi kendala tersebut, perusahaan teknologi ini mengadakan webinar “Lenovo Education Webinar with Semua Murid Semua Guru”. Kegiatan ini juga didukung oleh Google for Education. Dengan alasan diadakannya webinar secara online tersebut adalah karena sebagai perusahaan teknologi memiliki misi menghadirkan teknologi yang lebih cerdas untuk semua kalangan. Dan sektor pendidikan pun menjadi salah satu fokus perusahaan tersebut di Indonesia.

Selain itu, juga terdapat perusahaan gabungan antara perusahaan telekomunikasi dan layanan informasi antara Indonesia dan Australia. ia memberikan solusi layanan gratis selama COVID-19 berlangsung.

Solusi yang diberikan oleh perusahaan gabungan telekomunikasi ini seperti memberikan fleksibilitas bagi guru dan pendidik dalam berkomunikasi di satu kelas ataupun lintas kelas, baik di sekolah ataupun universitas, memfasilitasi kegiatan pembelajaran virtual melalui konferensi video serta menyediakan fitur diskusi baik secara grup ataupun satu per satu, terdapat beberapa fitur kolaborasi untuk membagikan materi pendidikan dalam bentuk teks atau video kepada siswa, dan guru juga dapat melihat daftar hadir siswa yang menghadiri sesi pembelajaran melalui pertemuan Teams dan memonitor kemajuan mereka dalam pekerjaan sehari-hari menggunakan fitur Assignment.

Hal ini merupakan kegiatan dan dorongan positif yang tentu memberikan dampak baik dalam pendidikan di Indonesia dan membatu para guru menjadi cakap digital agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar secara daring pada masa pandemi Covid-19. Namun kita akan melihat sisi lain dalam adanya fenomena tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun