KEBERUNTUNGAN BAGIKU
Saat itu usiaku masih cukup kecil, masih belum mengetahui apapun, yaa mungkin masih dikatakan sangat polos.
Pada hari raya idul fitri tahun 2014 aku masih mengingat suatu kenangan indah dan buruk. Aku sangat senang sekali dengan suasana hari raya, karena aku bisa berkumpul dengan keluarga dari ibu maupun ayahku.
Suasana pagi hari sangat sejuk untuk dinikmati, kumandang takbir sangat indah nan menyentuh. Tiba saatnya saling bermaaf-maafan, Aku memeluk ibuku yang sangat aku sayangi, tangisan dan derasnya air mata membasahi seluruh wajah para jama'ah shalat idul fitri.Â
Sepanjang jalan komplek rumahku dipenuhi dengan orang-orang yang sedang silaturahmi, bersemangatnya aku ingin segera menuju rumah nenekku yang jelat tidak jauh dari tempat tinggalku. Sampailah kita dirumah nenek semua tersenyum bahagia menyambut keluarga dan tetangga yang berdatangan. Dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang dibuat oleh nenekku tercinta, hidangan yang sudah melekan di mulut semua keluarga dan tidak ada yang bisa menandingi kenikmatannya.
Berkumpul sambil menyantap hidangan makanan tersebut sangatlah aku nantikan, canda tawa diselimuti kehangatan yang ada. Selepas menyantap makanan kita semua beranjak siap-siap untuk mendatangi makam keluarga besar dan kembali berisak tangis.
Berjalannya waktu menuju siang hari, dan berkumandan adzan dzuhur pada saat itu, aku menunaikan shalat terlebih dahulu sebelum aku pergi menuju tempat tinggal nenek dari ayahku yaitu di kampung rajamandala.
Bergegasnya aku, ayah, ibu dan juga adik kesayanganku, kita bersiap untuk berkumpul kembali dengan keluarga dari ayahku. Menempuh perjalanan sekitar 1 jam setengah dikarenakan macet yang menghambat perjalanan, suasana dijalan sangat ramai, semua pemudik memadati jalan raya, cuaca panas yang sangat terik membuat kita kepanasan di mobil.
Sesampainya kita dirumah nenekku, aku disambut hangat oleh semua keluarga yang sudah sampai terlebih dahulu, aku memeluk erat nenekku yang jelas sudah lama tidak berjumpa. Betapa rindunya hati ini, dikarenakan sangat sulit untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga dari ayahku ini.
Berbincang dan canda tawa kita lalui hingga sore hari, dan salah satu pamanku menyelonoh berkata "bagaimana jika kita berangkat mengunjungi mas ayi di kampungnya, kita bisa menginap disana" dan akhirnya semua setuju dengan ide dari pamanku itu.
Kita semua telah melaksanakan shalat ashar berjamaah di mushola dekat rumah nenekku. Bersiapnya kita untuk pergi mengunjungi paman ayi sangat antusias, karena kita sangat senang berada disana.