Bekantan adalah primata berhidung panjang yang hidup di hutan mangrove, hutan rawa, dan hutan riparian (tepi sungai) di Kalimantan. Bekantan sangat bergantung pada ekosistem air dan pepohonan besar sebagai jalur pergerakan dan sumber makanan.
Namun, populasi bekantan menurun akibat:
-
Hilangnya habitat (alih fungsi lahan, perkebunan, pembangunan)
Fragmentasi habitat (terputusnya jalur antar-habitat)
Gangguan manusia (perburuan, wisata massal, lalu lintas sungai)
Kebakaran hutan dan perubahan iklim
Tujuan Mitigasi Bekantan
Mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap populasi dan habitat bekantan, serta memastikan kelangsungan hidupnya secara jangka panjang.
 Strategi dan Tindakan Mitigasi Bekantan
1. Perlindungan Habitat Alami
Menetapkan kawasan konservasi (suaka margasatwa, taman nasional, hutan lindung)
Moratorium pembukaan lahan di habitat utama
Pengawasan dan penegakan hukum terhadap perusakan habitat
2. Rehabilitasi dan Restorasi Habitat
Menanam kembali pohon di koridor bekantan (khususnya pohon rambai, nipah, dan pohon tepi sungai)
Mengembalikan fungsi hutan mangrove
Menghubungkan kembali patch hutan terfragmentasi (membuat koridor hijau)
3. Pemetaan dan Monitoring Populasi
Melakukan survei populasi secara berkala menggunakan drone, kamera trap, atau observasi langsung
Menggunakan GIS untuk memetakan jalur pergerakan dan area vital
4. Mitigasi Dampak Pembangunan
Mendesain jalan dan jembatan dengan koridor satwa liar agar tidak memotong jalur pergerakan bekantan
Membatasi pembangunan di tepi sungai dan kawasan mangrove
Mewajibkan Amdal (Analisis Dampak Lingkungan) yang mempertimbangkan keberadaan bekantan
5. Edukasi dan Pelibatan Masyarakat
Kampanye kesadaran tentang pentingnya bekantan sebagai indikator kesehatan ekosistem
Melibatkan masyarakat dalam patroli hutan, penanaman pohon, dan wisata berbasis konservasi
Mendukung ekonomi alternatif bagi warga agar tidak merusak habitat
6. Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan
Mendorong wisata berbasis pengamatan bekantan dengan batasan ketat
Membangun infrastruktur wisata yang tidak mengganggu habitat (misalnya menara pengamatan, bukan perahu motor bising)
Contoh Lokasi Mitigasi Bekantan di Indonesia
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan, Kalimantan Utara
Delta Sungai Berau, Kalimantan Timur
Pulau Curiak, Kalimantan Selatan -- model sukses rehabilitasi habitat dan ekowisata
Taman Nasional Kutai -- memiliki populasi bekantan di sepanjang sungai Sangatta
Tantangan Mitigasi Bekantan
Tekanan ekonomi dan kebutuhan pembangunan
Minimnya pendanaan dan pengawasan
Kurangnya integrasi konservasi dalam tata ruang daerah
Perubahan iklim dan kekeringan panjang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI