Mohon tunggu...
Nadia Amalia
Nadia Amalia Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswi Massachusetts Institute of Technology Jurusan Keuangan dan Co-Founder Organisasi Literasi Keuangan, CerdikMapan.

Sedang menempuh studi S2 di Amerika Serikat bidang keuangan. Penggiat FinTech dan inklusi keuangan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pelajaran Finansial dari Coronavirus

19 Maret 2020   00:53 Diperbarui: 19 Maret 2020   00:48 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pandemi global, Coronavirus, tidak hanya memberikan dampak kepada mental dan fisik kita namun juga finansial.

Rupiah, IHSG, suku bunga, bahkan perekonomian global pun rontok diakibatkan lumpuhnya perekonomian akibat Coronavirus. IHSG turun lebih dari 40% sejak Januari 2020 akibat pandemi global ini.Investor panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk saya. 

Sebagai investor, saya termasuk investor yang mempunyai profil risiko yang tinggi. Menyadari usia saya yang masih di umur 20an, saya cenderung berinvestasi di saham karena jangka waktu investasi saya yang cenderung cukup panjang yakni 5 tahun ke atas.

Hal ini tidak pernah menjadi isu untuk saya hingga Pandemi ini terjadi....

Uang yang telah saya tabung bertahun-tahun di pasar saham turun lebih dari 50%. Kejadian ini membuat saya merefleksikan diri dan teringat kata mutiara finansial:

"Kas adalah Raja"

Simpel tapi sering dilupakan terlebih lagi oleh investor dengan profil risiko tinggi. Saya merasa belajar lebih baik mengenai pengelolaan finansial pribadi setelah pandemi Coronavirus ini dan bagaimana pentingnya menyertakan kas dalam perencanaan keuangan kita. Berikut ini tiga poin utama yang saya sering lupakan dari pengalaman saya, khususnya dalam berinvestasi:

  • Tentukan tujuan keuangan dan kapan jangka waktunya
  • Sesuaikan Investasi dengan tujuan keuangan dan jangka waktu yang ditentukan
  • Sisakan dana darurat dalam bentuk kas setidaknya 15% dari total pos tabungan dan investasi!

Seringkali saya sendiri hanya berinvestasi tanpa tahu tujuan keuangan saya, khususnya untuk tujuan keuangan jangka pendek. Akibatnya, saya cenderung berinvestasi pada investasi yang memiliki risiko tinggi seperti saham. 

Ditengah pandemi ini, saya merasa kesulitan untuk mendapatkan dana cair yang saya butuhkan pada jangka pendek karena aset saya mengalami penurunan besar.

Selain itu, seringkali investor jangka panjang (seperti saya) merasa perlu untuk menyimpan dana dengan kas untuk berinvestasi pada aset aman yang cenderung "undervalued". Tanpa kas ditangan, maka kesempatan ini pun hilang. 

Meskipun mengalami kerugian besar, saya merasa beruntung mendapatkan pelajaran finansial tersebut di kala usia saya yang masih cukup muda. Untuk rekan-rekan millennial lainnya, saya harap pengalaman saya dapat pengalaman kamu dalam mengatur keuangan. Sekarang, mari berharap pandemi dan perekonomian global dapat segera membaik :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun