Mohon tunggu...
Nadhira Oktriviana
Nadhira Oktriviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

student of Muhammadiyah Jakarta University, Communication Science Program, Faculty of Social and Political Sciences

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Buya Hamka: Perjuangan Seorang Buya Hamka Berdakwah dalam Dinamika Komunikasi Antarbudaya Indonesia

14 Januari 2024   21:13 Diperbarui: 14 Januari 2024   21:16 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Falcon Pictures

Film "Buya Hamka" dibintangi oleh Vino G Bastian yang memerankan karakter Buya Hamka bercerita tentang perjalanan hidup seorang ulama terkenal Indonesia, Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang akrab disapa Buya Hamka, selama ini beliau dikenal sebagai sastrawan dan juga ulama besar di negeri ini bahkan beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama. Beberapa karya sastranya yang sangat dikenal bahkan menjadi karya sastra abadi negeri ini adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan masih banyak lagi karya beliau.

Film ini mengangkat kisah perjuangan Buya Hamka dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia, khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan. Dalam film ini, penonton akan diajak untuk melihat bagaimana Buya Hamka memahami dinamika komunikasi antarbudaya dan berjuang dengan semangat untuk menyebarkan dakwah Islam. Film ini dirilis pada tanggal 19 April 2023 yang di sutradarai oleh Fajar Bustomi serta diproduksi oleh Falcon Pictures. Film ini secara resmi tersedia serentak di Cinema XXI, CGV Cinema, dan Cinepolis.


Pada awal film, kita diperkenalkan dengan latar belakang kehidupan Buya Hamka yang lahir di Minangkabau. Beliau tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan adat dan budaya Minangkabau. Namun, Buya Hamka memiliki semangat untuk mempelajari agama Islam secara mendalam. Ia belajar di pesantren dan melanjutkan pendidikan di Cairo, Mesir.

Setelah kembali ke Indonesia, Buya Hamka menjadi seorang pengajar di berbagai pesantren dan lembaga pendidikan agama. Namun, beliau tidak hanya terpaku pada dunia pendidikan saja. Buya Hamka memiliki keinginan yang besar untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas. Itulah mengapa beliau sering mengadakan ceramah dan khutbah di berbagai masjid.

Namun, perjuangan Buya Hamka tidaklah mudah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebhinekaan budaya. Masyarakat Indonesia memiliki berbagai suku, agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Hal ini menjadikan komunikasi antarbudaya menjadi suatu tantangan bagi Buya Hamka dalam menyampaikan pesan dakwahnya.

Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi yang melibatkan individu atau kelompok yang berasal dari budaya yang berbeda. Dalam konteks Buya Hamka, komunikasi antarbudaya menjadi penting karena beliau berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Film ini menyajikan beragam budaya yang ada di Indonesia, mulai dari budaya Minangkabau hingga budaya Betawi. Melalui penggambaran budaya-budaya ini, penonton dapat lebih memahami kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Film Buya Hamka memberikan gambaran yang mendalam tentang budaya Minangkabau, mulai dari adat istiadat, makanan khas, hingga pakaian tradisional. Hal ini membantu penonton yang bukan berasal dari Minangkabau untuk lebih memahami dan menghargai budaya ini. Selain budaya Minangkabau, film Buya Hamka juga berhasil menggambarkan budaya Betawi dengan baik. Penggambaran tradisi, musik, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya ini.


Dalam film ini, kita dapat melihat bagaimana Buya Hamka berusaha untuk memahami budaya masyarakat yang ia hadapi. Beliau belajar bahasa-bahasa daerah dan berusaha memahami adat-istiadat setempat. Hal ini dilakukan agar Buya Hamka dapat berkomunikasi dengan masyarakat secara efektif dan dapat menyampaikan pesan dakwahnya dengan baik.

Selain itu, film ini juga menyoroti konflik yang muncul akibat perbedaan budaya. Buya Hamka sering menghadapi tantangan dalam menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang berbeda. Namun, beliau tetap teguh pada prinsipnya dan terus berusaha untuk mencari titik temu dalam perbedaan tersebut.

Dalam film ini, juga ditampilkan bagaimana Buya Hamka menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesannya. Beliau menulis buku-buku yang kemudian menjadi referensi bagi umat Islam di Indonesia. Selain itu, beliau juga memanfaatkan media cetak dan media elektronik untuk menyebarkan ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun