Mohon tunggu...
Nadhira Silmy Mazaya
Nadhira Silmy Mazaya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FOMO: Mengenali dan Mengurangi Rasa Takut Ketinggalan

3 Januari 2025   20:54 Diperbarui: 3 Januari 2025   20:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out, adalah perasaan khawatir atau takut bahwa seseorang akan melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang populer atau menarik. Perasaan ini sering kali muncul akibat penggunaan media sosial, di mana seseorang melihat orang lain terlibat dalam sesuatu dan merasa terdesak untuk ikut agar tidak merasa tertinggal. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan mental.

Beberapa ciri-ciri umum FOMO meliputi:

  • Sering memeriksa media sosial
    Orang yang mengalami FOMO cenderung merasa perlu untuk terus-menerus memeriksa akun media sosial mereka untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan orang lain. Mereka merasa harus selalu update mengenai aktivitas atau peristiwa terkini agar tidak merasa tertinggal atau ketinggalan informasi penting.
  • Merasa cemas jika tidak ikut serta dalam suatu aktivitas
    Seseorang yang memiliki sifat FOMO sering merasa cemas atau khawatir jika mereka tidak terlibat dalam aktivitas tertentu, terutama yang terlihat seru atau populer di kalangan teman atau di media sosial. Perasaan ini muncul karena mereka takut kehilangan pengalaman atau kesempatan yang berharga.
  • Kesulitan untuk menolak tawaran atau undangan
    Sering merasa sulit untuk menolak undangan atau tawaran untuk bergabung dalam suatu acara atau kegiatan, meskipun terkadang itu bukan hal yang mereka inginkan. Ketakutan akan ketinggalan atau kehilangan kesempatan membuat mereka merasa harus ikut serta meskipun tidak selalu sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pribadi mereka.
  • Sering membandingkan diri dengan orang lain
    Orang dengan sifat FOMO sering terjebak dalam kebiasaan membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa orang lain memiliki pengalaman yang lebih menyenangkan, menarik, atau lebih memuaskan. Perbandingan ini dapat membuat mereka merasa kurang bernilai atau kurang beruntung, bahkan jika kenyataannya tidak demikian.
  • Merasa gelisah atau tidak puas dengan kehidupan sendiri
    Ketika fokus terlalu banyak tertuju pada pengalaman orang lain, seseorang dengan FOMO sering merasa tidak puas dengan kehidupannya sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa hidup mereka tidak cukup menarik atau seru dibandingkan dengan apa yang dilihat di media sosial. Perasaan ini bisa menyebabkan kecemasan dan kurangnya kepuasan terhadap aktivitas atau pencapaian pribadi mereka.

Untuk mengatasi FOMO, beberapa langkah yang bisa diambil adalah:

  • Menyadari bahwa FOMO adalah perasaan yang wajar
    Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah dengan memahami bahwa perasaan ini adalah hal yang alami dan dialami banyak orang. FOMO bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya dapat membantu mengurangi dampaknya. Penerimaan diri atas perasaan ini akan memungkinkan untuk lebih bijak dalam menghadapinya dan tidak terlalu merasa tertekan.
  • Tetap fokus pada tujuan dan kebahagiaan pribadi
    FOMO sering muncul ketika seseorang teralihkan oleh kehidupan atau pengalaman orang lain. Untuk mengatasinya, penting untuk tetap fokus pada tujuan dan kebahagiaan pribadi. Mengidentifikasi apa yang benar-benar penting bagi diri sendiri yang memberikan kepuasan batin akan membantu kita merasa lebih puas dan mengurangi rasa khawatir tentang hal-hal yang sedang terjadi di luar kendali.
  • Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial
    Salah satu pemicu utama FOMO adalah penggunaan media sosial yang berlebihan. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan mengurangi waktu yang dihabiskan di platform media sosial. Dengan cara ini, kita dapat fokus pada kehidupan nyata dan pengalaman yang lebih bermakna.
  • Hindari perbandingan diri dengan orang lain
    Setiap orang memiliki perjalanan dan pengalaman hidup yang berbeda. Fokuslah pada pencapaian dan kemajuan pribadi, tanpa membandingkan diri dengan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang memiliki kecepatan hidup dan tujuan yang berbeda-beda dapat membantu mengurangi rasa tidak puas yang timbul dari perbandingan tersebut.
  • Fokus pada pengalaman dan perjalanan hidup sendiri
    Fokus pada kebahagiaan dan kepuasan dari apa yang sedang kita jalani dapat membantu mengurangi rasa FOMO. Menghargai momen-momen kecil dalam hidup, baik itu berkumpul dengan teman-teman dekat, mengejar hobi, atau menikmati waktu sendirian dapat memberikan rasa damai dan kebahagiaan yang lebih mendalam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun