Oleh: Nadhif Alfan Athallah
"Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku. Siapa yang jadi santriku, saya do'akan husnul khatimah beserta anak cucunya" petuah KH Hasyim Asy'ari.
NU (Nahdhatul Ulama) adalah organisasi keagamaan islam di Indonesia yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1334 H, 100 tahun yang lalu dan kini berusia 1 abad.Â
Sangat lama bukan? KH Hasyim Asy'ari merupakan ketua pesantren di Jawa Timur yang memiliki santri sebanyak 40 hingga 95 juta yang menjadikan organisasi NU sebagai organisasi islam terbesar di dunia.Â
Tujuan didirikannya organisasi Nahdhatul Ulama yaitu untuk meujudkan tatanan masyarakat yang adil demi kemaslahatan, kesejahteraan, dan terciptanya rahmat bagi semesta.
Nahdhatul Ulama' menganut paham Ahlussunnah wal-jama'ah, yaitu  cara berpikir yang terletak di antar Nash (Al-Qur'an dan Hadits) dan Akal (Ijma dan Qiyas). Oleh karena itu, sumber islam bagi warga NU tidak hanya Al-Qur'an dan As-Sunnah, tetapi juga menggunakan akal yang dipadukan dengan realitas empiris.Â
Maka dari itu, dalam masalah akidah, NU merujuk pada Imam Abul Hasan Al Asy'ar, sedangkan dalam masalah fiqih, NU merujuk pada Imam Syafi'i, dan dalam bidang Tashawwuf, NU merujuk pada Imam Al-Ghazali.
"Bahwasannya Al-Qur'an dan Hadits adalah pedoman dan rujukan bagi muslimin, hal itu benar adanya. Namun memahami Al-Qur'an dan Hadits tanpa mempertimbangkan pendapat para Ulama adalah sulit, bahkan tidak bisa" dakwah mbah Hasyim Asy'ari
Organisasi Nahdhatul Ulama' telah banyak berkontribusi terhadap semangat nasionalisme dalam menjaga NKRI. Peran NU juga bersifat partisipatif dalam pengembangan pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah formal, seperti madrasah, sekolah, sekolah umum, dan universitas. Kita sebagai pelajar muda NU sudah patutnya bersyukur atas peran yang diberikan NU.Â
Dengan demikian kita sebagai pelajar NU harus ikut serta dalam menjalankan peran-peran NU, karena peran pelajar NU sangat dibutuhkan dan merupakan harta negara yang berharga.Â