Mohon tunggu...
Nadhifa Azhar
Nadhifa Azhar Mohon Tunggu... Pelajar

Saya hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menjaga Lisan dalam Islam

19 Mei 2025   20:04 Diperbarui: 19 Mei 2025   20:06 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar Masjid Raya Sheikh Zayed dan Q.S An-Nisa ayat 148

Pernahkah kita merasa sulit mengendalikan lisan hingga tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaan orang lain? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berbicara tanpa terlalu memikirkan dampaknya. Padahal sebuah kata bisa jadi meninggalkan luka yang dalam bagi orang lain bahkan jika kita menyampaikannya dengan nada yang tenang atau dalam konteks bercanda orang lain justru menganggapnya serius dan merasa tersinggung.

Setiap orang pasti memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda. Ada yang mudah tersinggung, ada pula yang terlihat kuat dalam menanggapi ucapan orang lain. Namun, perbedaan itu tidak bisa menjadi alasan untuk berbicara seenaknya. Justru hal tersebut seharusnya menjadi pengingat bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam berkata. Terlebih lagi, dalam ajaran Islam, menjaga lisan adalah bagian penting dari akhlak seorang Muslim.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 148 :

"Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Q.S. An-Nisa: 148)

Ayat ini menegaskan bahwa perkataan buruk bukanlah sesuatu yang diridhai oleh Allah, kecuali dalam kondisi tertentu. Maka sebagai seorang Muslim, kita harus sadar bahwa lisan adalah amanah yang harus dijaga. Ucapan yang menyakitkan bukan hanya menimbulkan luka hati dalam hubungan antar manusia, tapi juga dapat menjadi dosa yang berat di sisi Allah SWT. Sebagai manusia yang diberi akal dan hati nurani, kita memiliki tanggung jawab untuk berpikir sebelum berbicara agar tidak menyakiti orang lain baik disengaja maupun tidak. 

Selain itu Rasulullah juga mengajarkan pentingnya menjaga ucapan. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini sangat jelas menyampaikan bahwa berkata baik adalah salah satu ciri keimanan. Jika tidak ada hal baik yang bisa diucapkan, maka diam adalah pilihan yang lebih baik dan lebih aman. 

Menjaga lisan bukan berarti membatasi kebebasan berpendapat, melainkan mengajarkan kita untuk berbicara dengan santun, bijak dan penuh pertimbangan. Dengan begitu kita tidak hanya menjaga hati orang lain, tetapi juga membentuk pribadi yang lebih beretika dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri untuk berpikir sebelum berbicara. Memilih kata-kata yang baik bukan hanya menunjukkan akhlak terpuji, tetapi juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun