Mohon tunggu...
Nadhifa Fitrina
Nadhifa Fitrina Mohon Tunggu... Lainnya - NADHIFA FITRINA

A final year journalism student at the Jakarta State Polytechnic with experience writing articles on online media such as Kompasiana. I am an enthusiastic and highly motivated individual. Am looking for an opportunity to develop my skills to work in the field of content writing. I am a hard worker, diligent, and develop with the qualities that I provide in everything I do.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kini Primadona Telah Sirna

29 Mei 2023   08:20 Diperbarui: 29 Mei 2023   10:33 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Dikenal sebagai Bunga Abadi, sang "primadona" edelweis adalah penghuni puncak gunung yang memesona. Bukan hanya bercerita tentang keindahan bagi siapapun yang melihatnya. Namun, edelweis memiliki filosofi "perjuangan, pengorbanan, ketulusan, ketegaran, dan menjadi pelopor dalam kehidupan".

Tahukah kamu mengapa Bunga Edelweis dijuluki sebagai "Bunga Keabadian"? Karena edelweis bukan sembarang bunga, kau memiliki simbol dari keberanian dan kemurnian. Mampu tumbuh di iklim pegunungan yang keras dan tumbuh di bebatuan puncak gunung. Oleh karena itu, kau sering dikaitkan dengan kemurnian, keindahan, dan keteguhan.

Keindahan yang dianugerahkan oleh Sang Pemilik Hidup kepada semua makhluk hidup begitu kompleks. Alam dengan segala keindahan yang mampu mencuri hati dan mengalihkan dunia seseorang, karena takjub dengan fenomena alam yang begitu fenomenal, dan menjadi bukti bahwa Tuhan sang pelukis terhebat.

Bunga edelweis memang memesona bumi, menjadi sorotan pemerhati lingkungan karena kelangkaanya, menghiasi prangko di negeri ini. Embun yang menyelimutimu, keindahan yang terletak pada tempat asalmu di dataran tinggi dan pegunungan yang menjadikanmu sulit ditemukan. Saat kau berada di tempat yang kering dengan temperatur yang dingin dan lembab, kau tidak akan berubah warna, seolah tetap hidup dan abadi.

            Edelweis memiliki nama yang berarti "keindahan" atau "putih mulia", seperti yang ada pada warna di setiap kelopak bunganya dengan tekstur yang lembut.  Keindahanmu semakin bertambah ketika angin kencang pegunungan menerpamu, hingga kau meliuk-liuk yang membuat mata semakin terpana dengan keindahanmu.

Kau menjadi pengobat rindu dan lelah, insan-insan pendaki gunung yang haus akan keindahan alam, insan-insan belia pecinta ciptaan Tuhan. Penampilannya yang cantik, kau mampu mencuri perhatian para pendaki. Kau menjadi magnet bagi para pendaki yang ingin menjadi saksi sejarah keindahan bunga keabadian cinta ini. Bahkan edelweis juga dipercaya sebagai simbol cinta, kasih sayang, kekuatan, ketulusan, serta keabadian.

Pernahkah kamu tahu mengapa bunga dan daun edelweis tak pernah layu, sehingga diberi gelar sebagai "bunga abadi"? Karena edelweis hidup di tempat yang kering, maka kadar air dalam tumbuhan ini pun rendah. Meskipun kekurangan air, edelweis tidak akan pernah layu bila dipetik.

Edelweis, bunga keabadian yang tak pernah meninggalkan kecantikanya. Kau tak sama dengan bunga lainnya, yang dapat terlihat cantik dikala awalnya saja. Bukan pula bunga yang rapuh ketika terasingkan. Mungkin kamu menganggap bunga itu terlalu kecil, dan baunya tak seharum bunga yang lain?

Namun, ada satu sisi dimana edelweis tak pernah meninggalkan dirinya. Kau tetap setia apapun yang terjadi padamu. Kau tak pernah peduli bila dirimu diasingkan, bahkan kau tetap hidup dengan menjadi dirimu sendiri. Kamu merepresentasikan seseorang yang singgah di puncak keindahan karena hatinya yang putih dan bersih, seputih bunga edelweis.

Setiap elemen kehidupan memiliki hak yang sama untuk melakukan pengoptimalan diri atas nikmat yang dititipkan olehNya, karena setiap sesuatu memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri, sehingga keindahan yang terlahir darinya menimbulkan persepsi yang berbeda, tergantung bagaimana proses pencernaan hati dalam menerima keberagaman. Karena keindahannya yang hadir untuk menghiasi dunia, engkau dirusak atas ketidaktanggungjawaban manusia.

Seperti yang ada pada julukanmu sang "primadona", kau sendiri tergolong dalam jenis tumbuhan yang memerlukan waktu cukup lama untuk tumbuh, sehingga kejadian yang membuat publik geram karena kerusakan kebun edelweis di Ranca Upas yang dilakukan oleh komunitas motor trail sangat amat disayangkan. Apalagi, habitatmu di Indonesia jumlahnya sangat terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun