Mohon tunggu...
nadhan
nadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Memancing

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Dokumenter: Cerita Di Balik Tempurung

8 Maret 2025   09:29 Diperbarui: 8 Maret 2025   09:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film dokumenter "Cerita di Balik Tempurung" yang diterbitkan di WatchdoC pada 6 Februari 2025 oleh Lagas Team dan diproduseri oleh Ilmu Komunikasi Unud, mengangkat isu penting mengenai pelestarian penyu yang terancam akibat perburuan liar dan kerusakan habitat.

Pulai Dewata Bali adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Bali, di sebelah selatan Pulau Bali. Pulau ini dikenal dengan keindahan alamnya yang masih asri, termasuk pantai-pantai yang eksotis, air laut yang jernih, serta suasana yang tenang dan sepi, cocok untuk kegiatan liburan yang santai dan menjauh dari keramaian. Pulau ini sering menjadi destinasi bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang lebih intim, seperti snorkeling, diving, atau sekadar menikmati panorama alam yang menenangkan. Pulau ini juga menjadi salah satu habitat dari penyu, penyu menjadi salah satu komponen pelengkap dalam upacara adat di Bali. Penyu juga menjadi salah satu hewan langka yang seharusnya dilindungi.

Dokumenter "Cerita di Balik Tempurung" mengisahkan tentang ancaman terhadap ekosistem penyu di Pulau Bali, salah satu faktornya disebabkan oleh penyu ini dijadikan sebagai komponen pelengkap dalam upacara adat yang dapat menyebabkan kepunahan, namun hal tersebut bukanlah hal yang mengurangi populasi penyu secara signifikan.

Faktor terbesar yang dapat menyebabkan kepunahan yaitu karena adanya, pemburuan liar terhadap penyu serta telur penyu dan pencemaran laut karena adanya pembuangan sampah secara sembarangan yang merusak ekosistem laut. Ekosistem laut ini yang menjadi habitat utama penyu semakin menurun, salah satunya karena tingginya jumlah sampah plastik yang mencemari pantai-pantai di Bali.

Faktor pertama karena adanya pemburuan liar terhadap penyu dan telur penyu oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab yang dimana penyu tersebut ditangkap untuk diperjual belikan dan juga dikonsumsi. Dengan adanya kasus tersebut pemerintah telah membuat regulasi yaitu UU Nomor 32 Tahun 2024 Pasal 40A ayat 1, dimana menyatakan hukuman paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun , dan pidana denda paling sedikit kategori IV dan paling banyak kategori VII. Dan di Bali sendiri pemerintha mengeluarkan peraturan khusus yakni “Bhisama Sabda Pandita Parisadha” Hindu Dharma Indonesia Nomor 5 Tahun 2005 mengenai tata penggunaan sumber daya hayati langka atau yang terancam punah dalam upacara keagamaan Hindu. Faktor kedua karena pembuangan sampah sembarangan yang akhirnya mencemari ekosistem laut dimana tempat tersebut menjadi salah satu dari habitat hidup penyu, sampah paling banyak yang mendominasi adalah sampah ruma tangga, sedotan, potongan plastik, kail pancing yang biasa ditemukan pada kerongkongan penyu saat dilakukan pembedahan pasca kematian penyu.

Mengapa penyu dianggap penting dalam ekosistem laut, karena penyu menjadi salah satu komponen penting dalam proses rantai makanan yan terjadi di laut, jadi penyu ini berperan menjadi penyeimbang ekosistem laut. Selain itu penyu juga berfungsi sebagai indikator kesehatan lingkungan perairan, karena perubahan dalam populasi mereka dapat mencerminkan masalah lingkungan seperti pencemaran laut atau perubahan iklim. Sampah tersebut sering kali dikonsumsi oleh penyu yang tidak dapat membedakan makanan mereka dengan sampa yang ada di laut. Hal ini menyebabkan penyu mengalami keracunan atau bahkan mati karena mengonsumsi benda-benda berbahaya tersebut. Dampak lainnya adalah penurunan populasi penyu yang semakin kritis, mengingat pentingnya peran mereka dalam keseimbangan ekosistem laut.

Dokumenter ini mengungkapkan betapa seriusnya masalah pelestarian penyu. Dan Film ini mengajak penonton untuk lebih peduli terhadap kondisi laut dan ikut serta dalam upaya pelestarian ekosistem serta melindungi spesies penyu yang terancam punah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun