Usia anak-anak merupakan usia yang amat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia tersebut, terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa anak-anak merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, kemandirian, nilai-nilai moral, dan agama. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi sosial yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Bangsa Indonesia telah mengalami kemunduran menyangkut persoalan kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Sehingga bangsa ini butuh kembali menanamkan nilai-nilai moral yang dimiliki bangsa ini. Kemerosotan moral generasi muda, perlu penanganan yang lebih intensif dimana kita perlu menanamkan nilai moral sedini mungkin. Kemerosotan moral yang dialami bila tidak diberikan perhatian khusus akan berakibat buruk bagi generasi mendatang. Pendidikan moral merupakan salah satu pendekatan yang dianggap sebagai gerakan utama dalam penanaman nilai moral pada anak. Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan. Adanya panutan nilai, moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat menentukan totalitas diri individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial, dan kehidupan individu. Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia utuh dalam konteks sosialnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terjadi masalah dalam penanaman moral pada anak. Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya dalam masyarakat. Untuk itu, perlu adanya pendidikan moral dalam usaha penanaman nilai moral pada anak.
Di sebuah tk di salah satu kota di Jawa Timur, ada beberapa temuan yang menarik tentang pendidikan moral dan agama. Salah satu temuannya adalah tentang kejujuran seorang anak-anak, ada seorang anak bernama widiya (5 tahun) mengambil pensil temannya tanpa izin, Saat ditanya oleh gurunya, awalnya dia mengelak tidak menjawab. Namun, setelah diajak bicara dengan baik dan lembut. Dia akhirnya mengaku kalo perbuatan tersebut itu tidak baik. Maka dari itu kejujuran sangat penting untuk membentuk karakter moral sejak dini.
Menurut teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak melalui beberapa tahapan dalam memahami dan menerapkan konsep kejujuran. Pada tahap awal, anak-anak cenderung berorientasi pada hukuman dan imbalan. Mereka akan jujur jika takut akan hukuman atau berharap mendapatkan hadiah. Seiring bertambahnya usia dan kognitif, anak-anak mulai memahami aturan sosial dan menghargai pentingnya hubungan interpersonal. Pada tahap ini, kejujuran menjadi penting karena mereka ingin menjaga hubungan baik dengan orang lain. Pada tahap tertinggi, individu memiliki prinsip moral yang kuat dan akan bertindak jujur berdasarkan keyakinan pribadi, terlepas dari konsekuensinya.
Menurut Albert Bandura, mengajukan teori belajar sosial yang menekankan pentingnya pengamatan dan peniruan dalam pembentukan perilaku. Menurut Bandura, anak-anak belajar menjadi jujur dengan mengamati perilaku orang-orang di sekitar mereka, terutama orang tua dan guru. Jika mereka melihat orang-orang yang mereka hormati bersikap jujur, mereka cenderung meniru perilaku tersebut.
Menurut teori evolusi kejujuran merupakan adaptasi evolusioner yang memungkinkan manusia untuk hidup berkelompok. Kejujuran membangun kepercayaan di antara anggota kelompok, sehingga memudahkan kerjasama dan kelangsungan hidup.
Dalam kasus ini, pendekatan cerita tentang Abu Bakar As-shiddiq, Â sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama kali memeluk Islam, dikenal dengan julukan "Ash-Shiddiq" yang berarti "orang yang sangat jujur". Beliau selalu membenarkan setiap ucapan Nabi Muhammad SAW, bahkan ketika kebenaran itu sulit diterima oleh orang banyak. Kejujurannya menjadikannya sosok yang sangat dipercaya oleh Rasulullah dan umat Islam.
Dalam islam, nilai-nilai moral seperti ketakwaan, kejujuran, dan kebaikan samgat ditekankan dalam al qur'an untuk memberikan panduan pendidikan moral dan agama, seperti ayat dibawah ini:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab ayat 70).
Ayat tersebut dapat diajarkan kepada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengakui kesalahan, dan tidak berbohong saat ditanya orang tua ataupun guru disekolah. Dengan seperti itu anak-anak tidak hanya belajar tentang kejujuran sebagai nilai moral, tetapi juga kejujuran adalah kunci kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan yang akan mendatang.
Ada beberapa solusi umtuk menanamkan nilai kejujuran pada anak usia dini, yaitu dengan cara orang tua dan pendidik harus menjadi teladan dalam perilaku jujur seringkali anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dengan menunjukkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengakui kesalahan atau berbicara dengan jujur tentang situasi tertentu, mereka akan belajar untuk melakukan hal yang sama. Bisa juga demgan membacakan dongeng atau cerita yang mengandung pesan moral tentang kejujuran dapat menjadi alat yang efektif dalam menanamkan kejujuran sejak dini. Mengadakan diskusi terbuka dengan anak mengenai pentingnya kejujuran dan dampak dari kebohongan seperti: menjelaskan konsekuensi dari perilaku tidak jujur dan bagaimana kejujuran membangun kepercayaan dalam hubungan dapat membantu anak memahami nilai ini secara lebih jelas.