Sering kali kita mendengar atau bahkan mendapatkan saran untuk banyak mengkonsumsi sayur dan buah karena banyaknya vitamin yang didalamnya. Vitamin adalah zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Tapi, tahukah kamu? Kekurangan vitamin bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, begitupun dengan kelebihan vitamin terutama vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K.
Vitamin larut lemak atau A, D, E, dan K, merupakan vitamin yang bekerja sama menjaga tubuh kita agar tetap sehat. Vitamin A, D, E, dan K berbeda dengan vitamin-vitamin yang lain karena vitamin ini larut dalam lemak, disimpan di hati dan jaringan tubuh. Hal ini yang membuat vitamin A, D, E, dan K tidak cepat hilang seperti vitamin yang larut dalam air. Namun sifat ini seolah seperti pedang bermata dua, di satu sisi, tubuh tidak mudah kekurangan jika pola makan kita cukup baik, tapi di sisi lain, jika asupannya berlebih vitamin ini bisa menumpuk dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Vitamin A misalnya, vitamin A merupakan vitamin yang sangat penting untuk penglihatan, terutama pada kondisi cahaya redup. Bayangkan tubuh tanpa vitamin A yang cukup, mata mulai kesulitan melihat saat malam hari, bahkan bisa berujung pada rabun senja. Kulit pun menjadi kering, dan sistem imun melemah sehingga tubuh lebih rentan terkena infeksi. Pada anak-anak, defisiensi berat bisa mengakibatkan kerusakan kornea dan kebutaan permanen. Sebaliknya, terlalu banyak vitamin A bukan berarti semakin sehat. Konsumsi vitamin A secara berlebihan terutama dari suplemen dosis tinggi dapat menyebabkan mual, pusing, gangguan hati, bahkan pengeroposan tulang dalam jangka panjang.
Vitamin D atau yang dijuluki sebagai "vitamin matahari," berperan penting dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfor untuk membangun tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D ibarat membangun rumah tanpa semen, tulang menjadi rapuh. Pada anak-anak kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis atau pembengkokan tulang, sedangkan orang dewasa dapat mengalami osteomalasia yang membuat tulang terasa nyeri. Di Indonesia beberapa penelitian menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Tetapi jika kadar vitamin D terlalu tinggi, tubuh justru bisa mengalami hiperkalsemia, yaitu kondisi di mana kadar kalsium di dalam darah terlalu tinggi. Hal ini dapat menimbulkan batu ginjal, gangguan jantung, dan kerusakan jaringan pada organ-organ vital.
Vitamin E memiliki peran yang tak kalah penting, yaitu sebagai pelindung sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Ia bekerja seperti perisai yang menjaga sel tubuh agar tetap sehat dan awet muda. Saat tubuh kekurangan vitamin E, sel-sel saraf dapat terganggu, otot menjadi lemah, dan koordinasi tubuh menurun. Namun, terlalu banyak mengkonsumsi vitamin E juga tidak baik. Karena pada dasarnya vitamin E memiliki sifat yang dapat memengaruhi proses pembekuan darah, konsumsi berlebihan bisa meningkatkan risiko perdarahan, terutama bagi orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Lalu yang terakhir ada vitamin K, yang sering kali kurang popular. Ternyata vitamin K adalah penjaga penting dalam proses pembekuan darah. Tanpa vitamin K yang cukup, luka kecil sekalipun bisa terus mengeluarkan darah karena tubuh tidak mampu membentuk bekuan dengan baik. Pada bayi baru lahir, kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan serius bahkan di otak, sehingga pemberian vitamin K setelah lahir menjadi langkah pencegahan standar di rumah sakit. Walau jarang terjadi, asupan vitamin K yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan oksidatif sel sehingga menyebabkan kerusakan sel dan justru menyebabkan resiko kanker. Selain itu, kelebihan vitamin K juga dapat menyebabkan nafsu makan menurun, sesak nafas, dan gangguan kecemasan seperti mudah marah dan tersinggung.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa vitamin A, D, E, dan K adalah empat sekawan yang sangat penting untuk kesehatan mata, tulang, kulit, dan sistem peredaran darah. Namun, keseimbangan adalah kuncinya. Kekurangan vitamin-vitamin tersebut dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, dan kelebihan akan vitamin-vitamin tersebut pun dapat membawa efek berbahaya bagi tubuh. Cara terbaik adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang, cukup berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk mendapatkan vitamin D alami, dan menggunakan suplemen hanya jika memang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Dengan begitu, kita bisa menjaga agar tubuh tetap bekerja dengan optimal, tidak kekurangan, tidak pula kelebihan.
Referensi
1.Sembiring, F. N., & Simarmata, M. (2023). Dampak Kekurangan Vitamin A Terhadap Kesehatan dan Perkembangan Anak. Sains Medisina: Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(1). https://wpcpublisher.com/jurnal/index.php/sainsmedisina/article/view/749
2.Yunita, R., dkk. (2024). Peran Vitamin D pada Anak: Systematic Literatur Review. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Indonesia, 3(2). https://jurnalistiqomah.org/index.php/jkmi/article/view/3895
3.Aryanti, I., & Anwar, S. (2023). Efektivitas Suplementasi Vitamin E terhadap Perbaikan Kadar Enzim Transaminase pada Pasien NAFLD. Jurnal Kesehatan Indonesia, 14(2). https://jusindo.kemkes.go.id/index.php/jusindo/article/view/91
4.Handayani, T. (2022). Perdarahan Neonatus Akibat Defisiensi Vitamin K. CDK Journal, 49(2). https://cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/897