Mohon tunggu...
NabilHsn_
NabilHsn_ Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama Saya Nabil Hasan Arwani Biasa Di Panggil Nabil Saya Lahir Di Jakarta Tapi Saya Kecil Di Lingkungan Desa Yakni Kuningan Yang Membuat Saya Terbiasa Belajar Mandiri Dari Kecil.Hidup Di Lingkungan Desa Jauh Dari Kehidupan Kota Dan Orang Tua Membuat Saya Belajar Banyak Dari Situ Saya Juga Mendapatkan Pengalaman Pengalaman Yang Berharga Dari Desa Tempat Saya Kecil.Pada Saat Ini Sedang Menempuh Studi S1 Prodi Psikologi Di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Terbiasa Menulis Sejak Kelas 10 Sma Karena Dengan Menulis Saya Bisa memberikan Ide Ide saya Dan Juga Bisa Memotivasi Banyak Orang Agar Lebih Baik Lagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecerdasan Manusia Tidak Hanya IQ Saja !

21 April 2025   06:15 Diperbarui: 21 April 2025   06:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 lustrasi Albert Einstein sebagai orang pintar (youngisthan.in)

Kecerdasan Tidak Hanya Sekadar IQ Saja

Pernah ga sih denger di masyarakat bahwa iq tinggi atau nilai akademiknya bagus bisa dianggap anak paling pintar, bahkan di Masyarakat pun ada orang tua yang menuntut anaknya untuk pintar secara nilai akademik di sekolah. Menyatakan bahwa anak yang nilai akademik atau iq nya tinggi adalah pintar tidak masalah karena memang nilai akademik merupakan salah satu bagian dari kepintaran. Tapi yang salah di kehidupan masyarakat adalah orang tua menuntut anak anaknya untuk pintar secara akademik tanpa melihat potensi yang dimiliki seorang anak tersebut

Permasalahan ini masih banyak dialami oleh anak anak indonesia mereka anak anak menerima tuntutan dari orang tuanya untuk pintar secara akademik sampe sang anak tersebut lupa untuk menemukan potensi yang ada di dalam dirinya. Seorang anak tumbuh dengan latar dan karakter yang berbeda setiap anak tidak bisa disamakan dengan anak lainnya dalam segi hal apapun entah itu bakat,skill, dan juga kecerdasan. Semua anak yang dilahirkan didunia ini memiliki potensinya dan bakatnya masing masing tinggal di kembangkan saja supaya menjadi keahlian bagi anak tersebut. Sebagai orang tua pun harus cerdas harus paham kondisi anaknya,harus paham apa yang dia miliki dan apa yang diminati supaya kedepannya bisa menjadi bakat bagi anak tersebut yang bisa menunjang kepintaran untuk berprestasi pada anak tersebut

Selama ini, banyak orang masih terjebak dalam definisi lama soal kata "pintar". Yang nilainya tinggi, yang jago ngitung, atau yang bisa jawab soal-soal olimpiade tanpa mengeluh lapar. Padahal, menurut Howard Gardner---seorang ahli yang mungkin di masa mudanya pernah jadi anak yang dianggap "nggak biasa"---kecerdasan itu nggak cuma satu. Ada delapan jenis kecerdasan yang masing-masing punya cara kerja dan pesonanya sendiri. Jadi, kalau kamu nggak ngerti rumus fisika tapi bisa ngenalin 20 jenis daun hanya dari aromanya, itu juga bentuk kecerdasan. Serius.

Pertama, ada kecerdasan linguistik. Ini cocok buat kamu yang kalau dikasih kata acak bisa langsung dirangkai jadi kalimat puitis, atau minimal caption Instagram yang berbobot. Orang-orang dengan kecerdasan ini senang bermain dengan bahasa, entah lewat tulisan, obrolan, atau bahkan sindiran halus yang kadang bikin temannya tersinggung tapi mikir juga.

Lalu ada kecerdasan logika-matematika. Nah, ini tipikal yang otaknya rapi kayak folder di komputer. Segala hal disusun pakai logika, suka sama pola, dan jarang banget mengambil keputusan karena "feeling". Biasanya tipe ini bisa menemukan kesalahan di Excel dalam waktu kurang dari satu menit.

Yang ketiga: kecerdasan visual-spasial. Mereka ini kalau diajak mikir, langsung muncul bentuk-bentuk visual di kepalanya. Misal ada orang cerita soal denah rumah, yang lain masih mikir kamar di mana, dia udah selesai bayangin interiornya pakai gaya Japandi. Desainer, illustrator, arsitek---bisa jadi semua berawal dari sini.

Keempat, kecerdasan musikal. Telinga mereka ini semacam alat deteksi nada fals. Dengar lagu baru sekali, udah bisa nyanyi bagian reff-nya. Bahkan kadang bisa bikin lagu sendiri hanya berbekal curhatan teman dan gitar pinjaman. Dan yang paling penting: mereka tahu kapan harus berhenti nyanyi kalau suaranya mulai terdengar seperti ketel mendidih.

Lanjut ke kecerdasan kinestetik---alias jago menggerakkan tubuh. Dari luar mungkin kelihatan biasa saja, tapi coba lihat dia main bola, nari, atau bongkar motor. Badannya paham banget harus ngapain, kapan harus bergerak, kapan harus ngerem. Ini bukan cuma soal olahraga, tapi juga soal ketepatan gerak dan kepekaan tubuh.

Kemudian ada kecerdasan interpersonal, yang cocok buat orang-orang yang "nggak bisa diem" tapi dalam artian positif. Mereka ini peka terhadap orang lain, tahu kapan temannya lagi sedih hanya dari cara dia buka chat. Cocok jadi mediator, guru, atau tukang ngatur acara keluarga biar nggak bubar jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun