Mohon tunggu...
Nabil
Nabil Mohon Tunggu... Guru - Jabatan Saya Humas

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Wacana pada Program Dakwah Ustadz Yusuf

3 Desember 2022   05:50 Diperbarui: 3 Desember 2022   06:14 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Televisi di Indonesia dimulai sejak 4 Agustus 1962, bertepatan dengan berlangsungnya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI hadir yang hingga kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan dari stasiun televisi lain, yakni (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonesia yang bersifat komersial.[1] Menurut  GBHN (1988) Televisi mempunyai empat tujuan utama antara lain: menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, mempertebal persatuan dan kesatuan nasional, memantapkan nilai budaya bangsa serta menyalurkan aspirasi dan menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.[2]

Kemunculan Media televisi di Indonesia menjadi relasi menyebarkan pesan keagamaan secara masif.  Program ceramah Ustadz Yusuf mansur di ANTV adalah “Wisata Hati” program ini bernuansa motivasi dalam menjalani kehidupan. Sajian program ini  yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang indahnya manfaat sedekah dalam kehidupan sehari-hari dan mengajar-kajian tentang Alquran, Hadist, dan sunnah yang tersaji dalam tema-tema bahasan yang berbeda setiap hari/episode, namun dalam satu payung tema besar yang disajikan berurutan.[3] Sedangkan program Nikmatnya Sedekah membahas tajuk yang lebih mengajak seseorang untuk bersedekah.

Program religi penyejuk hati “Nikmatnya Sedekah” bersama Ustadz Yusuf Mansur dan dua putrinya, Qumi Mansur dan Wirda Mansur. Tausiyah dan kajian islami yang dibawakan siap berikan inspirasi untuk pemirsa setia MNCTV di pagi hari. Semakin terasa spesial, tausiyah yang disampaikan akan mengulas tuntas mengenai keajaiban sedekah dengan cara yang berbeda. Mulai dari tips & motivasi, riyadhoh masal via konferensi video, hingga turut mendengarkan testimoni luar biasa dari para narasumber.[4]

Menurut Fakhruroji dalam bukunya Dakwah di Era Media Baru (2017: 45) Dakwah Sebagai bagian dari aktivitas keagamaan, eksistensi dakwah adalah sesuatu yang bersifat dialektis dan dialogis kondisi objek dakwah. Program dakwah Ustadz Yusuf Mansur Menggunakan metode dakwah bil lisan dan bil hal yang mana sesuai mendengarkan ceramah penonton mempraktekan dengan cara mensedekahkan harta yang mereka punya. Sesuai dengan firman Allah (Q.S. AN-Nahl: 125) tentang cara berdakwah. Senada dengan dirumuskan oleh Andi Faisal Bakti dengan istilah tabligh information (SMCR). Yakni sender (pengirim), message (pesan), channel (saluran/media), dan receiver (penerima). Menjadi convergence (titik temu) yang menghasilkan active reception (penerimaan aktif) yang kemudian disingkat dengan (SMCR-E-Convergence-AR).[5]

Berdasarkan buku Stewart M. Hoover Knut Lunby, Rethinking Media (1997: 209-233) “Religion and Culture pada chapter Resistance Through Mediated Oralitey'' bahwa media berperan penting dalam menyebarkan ajaran agama. Dalam Chapter ini menjelaskan tentang televangelist, yang mana para penginjil atau pemuka agama gereja menggunakan medium televisi sebagai bentuk penyebaran ajaran agamanya. Selaras dalam program acara yang di bawakan ustadz Yusuf mansur di telvisi swasta umumnya menggunakan pendekatan atau sebuah metode dakwah secara bil lisan dan di lakukan secara bil hal. Konsep dakwah beliau adalah bersedekah. Islam sendiri memandang konsep sedekah sebagai bentuk pengahapus dosa sekaligus penolak suatu hal yang tidak baik dalam hidup. Sesuai dengan firman Allah (QS. Al Baqarah: 270-271) tentang sedekah penghapus dosa dan selaras dengan firman Allah (QS. Al-Munafiqun: 10). Sedekah sebelum menyesal.

Teori wacana dapat dilihat dalam beragam buah karya si pembuat wacana: Text (wacana dalam wujud tulisan/grafis) antara lain dalam wujud berita, features, artikel opini, cerpen, novel, dsb. Talks (wacana dalam wujud ucapan), antara lain dalam wujud rekaman wawancara, obrolan, pidato, dsb. Act (wacana dalam wujud tindakan) antara lain dalam wujud lakon drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb. Artifact (wacana dalam wujud jejak) antara lain dalam wujud bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb[6]

Analisis wacana dalam program “Wisata Hati” di ANTV, penelitian ini menganalisis video ceramah beliau yang berjudul Sedekah, sabar dan Baik Sangka berdurasi 40: 29 Menit. Menurut beliau tentang sedekah “Sedekah itu mengundang datangnya rezeki, menyembuhkan penyakit, menolak Bala, memperpanjang umur sedekah in Syaa Allah Mendatangkan Ampunan, memadamkan api neraka, meredam murkanya Allah, menutup pintu neraka dan membuka pintu surga”.  Dalam ucapan beliau memiliki makna yang secara implisit mengajak khalayak secara langsung untuk besedekah sebagai bentuk dari permasalahan hidup baik di dunia dan di akhirat. Ceramah beliau mempengaruhi audience yang menonton secara langsung dan tidak langsung. Dari kisah hidup yang diceritakan Yusuf Mansur memiliki power untuk mengajak seseorang untuk bersedekah sebagai bentuk amal ibadah yang mempunnyai banyak manfaat. Wacana dalam tindakan seperti beliau selalu mengajak penonton secara langsung untuk bersedekah bahkan dalam ceramah beliau memiliki retorika yang meyakinkan penonton untuk bersedekah dikala susah maupun memiliki harta.

Sedangkan dalam program Nikmanya Sedekah di MNCTV dengan judul Bersedekah satu, akan dilipat gandakan menjadi 700. Menurut beliau “Hak Impian Hajat: Ingin Kaya, Usaha, Sukses, Sekolah, kulian, jalan-jalan dan lain sebagainya, ini semua bisa terkabul. Sedekah satu pemasukan jadi 700 pemasukan. Menjadi hak seseorang punya impian dan hajat, bagaimana caranya: Caranya doa dengan didorong sedekah”. Dalam ceramah beliau tersebut memiliki power mempengaruhi penonton untuk bersedekah dengan balasan yang berlipat. Hal ini menjadikan seseorang terpengaruh untuk giat bersedekah, selaras dengan program wisata hati. Dalam program nikmatnya sedekah.

Sebagai refleksi, analisis wacana dalam program dakwah ustadz Yusuf Mansur memiliki pengaruh yang signifikan dalam menyiarkan ajaran islam melalui stasiun televisi swasta yaitu tentang kewajiban bersedekah bagi setiap muslim. Jika dilihat dari sisi gereja terkenal dengan televangelist yang mana teori ini dipakai sebagai medium para penginjil untuk menyebarkan ajaran secara masif melalui media televisi dan radio. Dakwah dalam islam memiliki peran yang sangat penting begitupun bagi agama yang lainya. Karena agama dan media adalah suatu mutualisme yang saling menguntungkan dan membutuhkan satu sama lain.

Referensi:

Buku:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun