Diet keto merupakan diet yang dilakukan dengan cara mengurangi asupan karbohidrat namun meningkatkan asupan lemak. Akhir-akhir ini, diet keto sedang naik daun karena sering dibicarakan dari mulut ke mulut bahwa metode diet ini dapat menurukan badan dengan cepat.Â
Meskipun begitu, diet keto juga dapat menimbulkan perselisihan pendapat alias kontroversi. Hal ini disebabkan oleh gagalnya diet yang apabila tidak dilakukan dengan tepat, dapat membahayakan kesehatan.Â
Oleh karena itu, sebelum menjalani diet keto, perlu kita ketahui cara menjalani diet ini dengan benar dan baik. Selain itu, kita juga wajib mengenali risiko yang mungkin kita dapat agar kita sanggup menghitung kesesuaian diet keto terhadap kemampuan fisik dan kondisi tubuh kita.[1]
Sebagian besar orang awam, berpikir bahwa dengan mengonsumsi jumlah lemak yang jauh lebih tinggi dibandingkan karbohidrat akan menggemukkan badan.Â
Namun, ternyata asumsi ini tidak tepat. Prosedur diet keto, yang mengharuskan untuk meningkatkan asupan lemak, memiliki satu tujuan. Sama seperti namanya, "keto", mengonsumsi lemak dalam jumlah yang besar bertujuan agar tubuh dapat mencapai kondisi ketosis. Ketosis ini adalah kondisi dimana tubuh akan lebih banyak membakar lemak untuk dipakai menjadi sumber energi utama bagi tubuh.Â
Proses pengubahan lemak dilaksanakan di hati sehingga membentuk energi yang dipakai untuk aktivitas tubuh. Salah satu contohnya adalah pemakaian suplai energi yang digunakan oleh otak untuk bekerja. Ketosis merupakan kondisi yang tidak berbahaya.[1]
Diet keto menghasilkan banyak pro dan kontra dari masyarakat. Namun, menurut beberapa penelitian dan studi riset, hasilnya telah menunjukkan bahwa diet keto merupakan proses yang aman dan efektif untuk dilakukan.Â
Hal ini dibuktikan karena sesungguhnya, sebelum diet keto menjadi salah satu metode untuk menurunkan berat badan, diet keto merupakan salah satu solusi untuk menyembuhkan jenis penyakit.
Contoh dari manfaat diet keto yang terkait dengan penyembuhan penyakit adalah meringankan serangan kejang yang menjadi gejala penyakit epilepsi pada anak, mampu menurunkan risiko penyakit pada jantung, dan menurunkan risiko mengidap penyakit yang mengganggu sistem saraf, seperti gangguan tidur, penyakit Parkinson, dan Alzheimer.[1]
Meskipun memiliki banyak sekali peran positif secara medis, diet keto juga memiliki beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Sesuai dengan prosedurnya, diet keto mengharuskan untuk mengurangi asupan karbohidrat. Hal ini dapat berujung pada kurangnya karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh seperti buah-buahan dan kacang-kacangan.Â
Sang pendiet yang juga dapat kekurangan mineral serta vitamin yang berkhasiat bagi tubuh. Selain itu, individu yang sedang melakukan diet keto juga memiliki peningkatan risiko terkena ketoasidosis.Â