Terlihat seorang kakek menuntun nenek di kursi roda menuju ruang IGD. Hati Nae bergejolak manakala ia melihat sepasang orang tua yang masih bersama-sama. Nae adalah seorang anak dari keluarga broken home sejak ia duduk di bangku kelas 4 SD. Ia selalu berdoa agar kedua orang tuanya dapat kembali hidup bersama seperti halnya anak pada umumnya.
Tahun telah berganti hingga pada akhirnya Nae sadar jika hanya dengan menerima dirinya dapat melihat kehidupan yang sesungguhnya. Ayahnya telah memiliki pendamping hidup dan hidup bahagia sedangkan ibunya memilih untuk membesarkan anak-anaknya dan memutuskan untuk tidak menikah lagi.
Kejadian yang menimpa Nae benar-benar di luar dugaan. Hari itu ayahnya masuk rumah sakit dan dilakukan tindakan operasi. Pipinya basah kuyup lantaran Nae tak henti-hentinya menangis. Ia tau betul, ayahnya yang berprofesi sebagai petani ini tak pernah sakit alias jauh dari kata sakit. Jikalau sakit, minum obat warung pun sudah kembali sehat.
Sambil menunggu di depan ruang ICU ia tak putus untuk melantunkan dzikir dan al quran demi kelancaran operasi dan pemulihan ayahnya. Istri ayahnya nya pun ikut menemai dan menunggu di depan ruang ICU.Â
"Jika saja, ayah tak menikah lagi. Mungkin ini tak akan terjadi."
Hatinya menangis sejadi-jadinya manakala melihat ayahnya di ruang operasi. Alam pun ikut membasahi area rumah sakit mewakili perasaan Nae. Pada dasarnya, perasaan membenci kadang timbul namun apa daya semua ini sudah kehendak Tuhan yang Maha Kuasa.
"Jika saja ayah dan ibu masih bersama mungkin ayah dan ibu akan bahagia dan menua bersama. Kini, aku ikhlaskan karena bahagia ayah bahagia ibu juga. Kini, dengan caranya ayah dan ibu menemukan bahagia dan menua dengan caranya."
Melihat senyum kedua orang tuanya, Nae merasa bahagia karena kesehatan dan kebahagiaan kedua orang tuanya merupakan bahagianya juga. "I love you Ayah, Ibu." Cinta Nae terhadap ayah dan ibunya tak terbatas justru semakin luas.
Indramayu, 11 Januari 2021 | 12:48
