Â
 Â
Sekolah Dasar Pelita di Jakarta punya cara unik untuk menumbuhkan rasa percaya diri para siswanya. Lewat kegiatan panggung, permainan kelompok, hingga kelas bercerita, siswa diajak untuk berani tampil dan percaya pada kemampuan diri sendiri.
Jakarta, 2 Mei 2025 -- Tak sedikit anak-anak yang merasa malu atau takut saat berbicara di depan kelas. Namun, berbeda dengan siswa SD Pelita. Setiap hari Jumat, mereka punya kegiatan wajib bernama "Panggung Ekspresi", tempat siswa bebas menampilkan bakat, membacakan puisi, atau sekadar menceritakan pengalaman mereka.
"Awalnya malu, tapi sekarang saya senang bisa tampil. Teman-teman juga tepuk tangan," kata Alifa (10), siswa kelas 4 yang gemar menyanyi.
Kegiatan ini bukan sekadar hiburan. Kepala sekolah SD Pelita, Ibu Retno Wulandari, menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah membangun rasa percaya diri sejak dini.
"Percaya diri itu bekal penting. Anak-anak yang terbiasa tampil, menyampaikan pendapat, dan berani mencoba hal baru, biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih siap menghadapi tantangan," ujar Ibu Retno.
Selain "Panggung Ekspresi", SD Pelita juga mengadakan kelas khusus bernama "Berani Bicara", di mana siswa diajak latihan berbicara di depan orang lain, berdiskusi dalam kelompok, dan bermain peran.
Orang tua pun menyambut positif program ini. "Dulu anak saya sangat pendiam. Tapi sejak ikut program ini, dia jadi lebih terbuka dan berani bertanya," ujar Bapak Joko, ayah dari siswa kelas 3.
Dengan pendekatan yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk saling mendukung, SD Pelita membuktikan bahwa rasa percaya diri bisa dibentuk dari bangku sekolah dasar.
Dari cerita siswa SD Pelita Di jakarta maka bisa di terapkan menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri.Â
1. Â Menilai diri secara objektif
Belajar menilai diri secara objektif dan jujur. Susunlah daftar "kekayaan" pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Â Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab- sebab eksternal lain.Â
 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga  kini.  Mengabaikan/meremehkan  satu  saja  prestasi  yang  pernah diraih,  berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.Â
3. Â Postive ThinkingÂ
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun.Â
Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.Â
4. Bersikap baik kepada diri sendiri
Biasakan untuk memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan ketika Anda melakukan kesalahan, gagal, atau mengalami hal tidak menyenangkan. Ini memungkinkan Anda menjadi lebih fleksibel secara emosional dan membantu menavigasi emosi yang menantang dengan lebih baik. Sebuah studi tahun 2015 menemukan hubungan antara bersikap baik dengan kepercayaan diri. Sikap tersebut juga meningkatkan hubungan baik dengan orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI