Mohon tunggu...
Nabila Nurulain
Nabila Nurulain Mohon Tunggu... Universitas Negeri Malang

hobi memasak, berenang, membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA di Sekolah Dasar Melalui Media Diorama

6 Mei 2025   17:36 Diperbarui: 31 Mei 2025   15:39 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar peserta didik di kelas (Sumber: SDN Wirobiting 1)

PENDAHULUAN

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar (SD) menghadapi berbagai kendala, terutama karena banyaknya konsep yang abstrak dan sulit dimengerti oleh siswa. Ide-ide seperti metamorfosis, gaya gravitasi, dan siklus hidup makhluk hidup seringkali hanya bisa dijelaskan secara teori, membuat siswa kesulitan untuk menghubungkan pelajaran dengan pengalaman mereka sehari-hari. Wahyana dan Trianto (2012) menyebutkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang membahas fenomena alam dengan cara yang sistematis, sedangkan Sujana (2013) menyoroti bahwa IPA adalah ilmu yang meneliti peristiwa-peristiwa di alam.

Data di lapangan menunjukkan bahwa metode pembelajaran IPA yang mengandalkan penjelasan secara lisan dan ilustrasi di buku teks cenderung kurang efektif. Siswa memerlukan pengalaman nyata agar dapat memahami dan menguasai konsep dengan baik. Salah satu alternatif yang bisa diterapkan adalah pemakaian media manipulatif, yakni alat yang bisa dilihat, diraba, dan langsung dimainkan oleh siswa. Media ini diharapkan dapat menghubungkan teori dengan pengalaman nyata, meningkatkan daya ingat, serta menambah partisipasi siswa dalam proses belajar.

Namun, efektivitas penggunaan media manipulatif dalam memperdalam pemahaman konsep IPA masih perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa studi menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru serta kesiapan siswa. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh media manipulatif terhadap pemahaman konsep IPA di SD, serta memberikan wawasan mengenai cara kerja media ini dalam proses pembelajaran dan saran penerapannya bagi para guru.

PEMBAHASAN 

Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif dengan rencana studi kasus yang dilakukan di SD Negeri Wirobiting 1, yang terletak di Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Fokus utama dari penelitian ini adalah seorang guru kelas III dan lima siswa yang dipilih berdasarkan partisipasi aktif mereka dalam pembelajaran IPA yang memanfaatkan media diorama. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi nilai tes sebelum dan sesudah penggunaan media manipulatif.

Instrumen penelitian meliputi:

  • Lembar observasi pembelajaran (aktivitas siswa, respon, pemahaman konsep, strategi guru, partisipasi kelas)
  • Pedoman wawancara guru dan siswa
  • Dokumentasi hasil tes

Analisis data dilakukan dengan mengikuti model Miles dan Huberman (1994), yang mencakup tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi melalui triangulasi data.

Penggunaan media diorama pada pembelajaran tentang metamorfosis kupu-kupu dan katak terlihat memberikan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 65 pada pre-test menjadi 85 pada post-test. Siswa menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi, aktif dalam berdiskusi, mengamati, serta mampu menjelaskan tahapan metamorfosis dengan baik. Guru merasa terbantu karena media diorama membuat penjelasan materi yang abstrak menjadi lebih konkret dan mudah dipahami.Tabel Peningkatan Nilai Siswa:

Nama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun