Mohon tunggu...
Nabilah Tri febrianti
Nabilah Tri febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Hobi saya main bola ,dengerin musik, baca novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Love and Regret

2 Desember 2022   20:44 Diperbarui: 2 Desember 2022   20:49 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Luthfi al-kahfi menatap nanar tubuh lemah yang terbaring di brangkar ruang perawatan sebuah rumah sakit. Ada gemuruh membuncah dalam dadanya kala mendapat kabar bahwa Aira - Istrinya mengalami pendarahan hebat siang ini. Perempuan yang di nikahinya dua tahun lalu itu sedang hamil 16 minggu. Calon anak yang Luthfi nantikan kehadirannya. Namun semua harapanannya telah hancur bersama kabar gugurnya calon buah hati. Pikiran Luthfi kalut, perasaan nya campur aduk sehingga Luthfi memilih meninggalkan Aira di rumah sakit sendirian. Empat hari di rumah sakit, Aira ingin pulang kerumahnya. Luthfi hanya datang sekali, selebihnya lelaki itu tidak terlihat batang hidungnya, atau malah tidak peduli. Aira mematung memikirkan nasib rumah tangganya saat ini. Apakah ini artinya bahteranya sedang berada diujung tanduk?

Bagai tersambar petir di siang bolong, Aira membeku saat Luthfi mengatakan cerai. Apa yang salah? Bukankah yang kehilangan tidak hanya Luthfi, diri nya juga? Aira kecewa, mengapa Luthfi begitu tega meninggalkan nya saat diri nya juga terpuruk? Tapi Aira memilih abai, menganggap ucapan cerai hanya angin lalu. Aira tetap menjadi istri yang perhatian, lembut walaupun berakhir di acuhkan oleh Luthfi sampai akhirnya Aira memilih menyerah saat fakta menyakitkan bahwa Luthfi berselingkuh dan meruntuhkan dunia nya. Sebulan berselang saat hakim mengetuk palu tanda berakhirnya rumah tangganya, Aira harus menerima kenyataan dirinya hamil. Mengapa benang takdir antara dirinya dan Luthfi belum selesai? Apa yang harus Aira lakukan? Memberi tahu Luthfi atau pergi jauh menyembunyikan bayi yang ada di dalam janin nya?

Penyesalan memang datang diakhir, itu yang Luthfi rasakan saat bercerai dengan Aira dan memilih selingkuhan nya yang hanya mengincar hartanya saja. Luthfi mengaku bodoh saat meninggalkan Aira di titik terendahnya. Bukannya menenangkan dan menghibur Aira, Luthfi malah menambah luka untuk Aira. Luthfi mencari Aira untuk meminta maaf dan kembali lagi padanya. Pertanyaannya, apakah Aira sudi menerima nya kembali? Sepertinya tidak. Ketika Luthfi hampir menyerah mencari Aira, keberuntungan berpihak padanya. Secara kebetulan Luthfi bertemu dengan Aira tetapi mengapa perut Aira membesar? Apa Aira hamil saat bercerai dulu? Luthfi mengusap wajah frustasi. Bisa bisa nya Aira tidak mau jujur kalau anak yang dikandungnya adalah anak Luthfi. Rasa sesal dan bersalah menjalar di hati Luthfi, membayangkan bagaimana susahnya Aira harus menjalani masa-masa kehamilan seorang diri. "Aira..." Suara Luthfi melemah. Kaca membias dikedua mata kelabu miliknya. Luthfi menarik Aira kedalam pelukannya. Tidak peduli lagi berapa banyak penolakan, dia kukuh merengkuh Aira, mendekapnya erat. Kata maaf terus menggema dari bibirnya. "Maaf, maafkan aku yang selalu buat kamu kecewa. Maaf karena aku telat mengetahui di sini ada buah hati kita." Tangannya terulur mengelus perut buncit Aira dengan lembut. Ada kehangatan menjalar disetiap urat syaraf Luthfi saat merasakan  gerakan kecil dari sentuhan tangannya di perut Aira.

"Aira...." Suara Luthfi terdengar agak serak saat berucap. "Telah banyak waktu yang kita lewati, kita pernah sangat bahagia, sedih, tertawa, kecewa dan menangis. Dari semua hal itu, aku menyesal telah membuat wanita sebaik kamu merasakan banyak sekali kekecewaan. Aku sadar tidak pantas berada di samping kamu, tapi aku bisa apa, saat hati tak mau berpaling. Semakin mencoba membuang jauh nama mu, semakin dalam perasaan yang aku rasakan terhadap mu. Aku tidak janji setelah ini hidup kita akan selalu bahagia, tapi aku janji, sekuat tenaga aku berusaha agar kamu dan anak kita bahagia. Aku ingin menghabiskan hidup bersamamu dan anak-anak kita. Aira sri ningsih, will you marry me again?" Kalimat Luthfi terhenti pada pertanyaan. Sementara Aira, kedua matanya yang berlapis kaca telah berubah menjadi titik-titik bening jatuh mengaliri tebing pipinya. Kerongkongannya masih tercekat, belum bisa melontarkan jawaban bagi Luthfi, tapi anggukannya suduh cukup menjawab semua kegelisahan laki-laki itu. Reflek Luthfi menarik raga Kania, mendekapnya erat seraya memberi banyak kecupan di puncak kepala wanita itu. Tak seperti kemarin reaksinya banyak memberontak, sekarang Aira pasrah dipeluk ayah dari anaknya. Aira balas melingkarkan kedua tangannya pada perut Luthfi, seolah mempertegas jika dia telah menerima kembali Luthfi ke dalam hidupnya. Usaha Luthfi tidak mengkhianati hasil, setelah perjuangannya dan beribu-ribu penolakan yang dilontarkan Aira, pada akhirnya Luthfi mampu membuat Aira kembali ke sisinya dan terikat dalam pernikahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun