Mohon tunggu...
Nabilah Putri Syahrial
Nabilah Putri Syahrial Mohon Tunggu... Lainnya - UPN Veteran Jawa Timur

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Sosial, Kawan atau Lawan bagi Demokrasi?

21 Juli 2020   20:36 Diperbarui: 21 Juli 2020   21:10 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dengan hadirnya media tersebut, menunjukan adanya pergeseran arah penggunaan media komunikasi, yang semula bersifat klasik media elektronik dan cetak, mengalami perubahan ke media baru yang berbasis internet. media sosial juga termasuk golongan media yang terus meningkat popularitasnya, tak hanya dari sisi pengguna biasa, tapi juga dari sisi dunia politik yaitu contohnya untuk kepentingan demokrasi.

dengan meningkatnya angka pengguna media sosial ini, pada akhirnya telah membawa persaingan baru bagi partai politik dan kandidat dalam Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Media sosial akan meningkatkan kompetisi partai. Dalam banyak kasus, partai-partai kecil yang memiliki sumber daya terbatas, tidak memiliki pengaruh, khususnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Melalui media sosial partai politik maupun kandidat dapat membuat strategi komunikasi lebih efektif.

Dari keterlibatan media sosial dalam Pemilu tersebut, terlihat bahwa media sosial juga berperan dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Selain dalam Pemilu, apresiasi masyarakat dalam media sosial juga memberi perkembangan dalam pelaksanaan demokrasi.

Namun keterlibatan media sosial dalam kepentingan demokrasi memberikan dua dampak , yaitu dampak positif dari media sosial yang dapat dijadikan ruang publik untuk menyampaikan aspirasi masyarakat terkait pendapat, saran maupun kritik terhadap jalannya sistem demokrasi

. Sebagian dari responden ini, mengakui ikut berpartisipasi dalam sosial media terkait demokrasi, seperti berkomentar pada kolom komentar. Yang dimana ini sesuai dengan pengertian demokrasi yaitu sebagai landasan bagi hadirnya partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam menjalankan pemerintahan yang baik, terutama dalam fungsi pengawasan dan pembahasan suatu peraturan.

Selain dampak positif, keterlibatan media sosial dalam kepentingan demokrasi juga memberikan dampak negatif seperti informasi hoax yang lekat pada saat ini. Hoax (berita bohong) merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar. Oknum pembuat konten hoax umumnya dilatarbelakangi beberapa motif, mulai dari ekonomi, politik dan tidak sedikit juga yang berlandaskan pada eksistensi di dunia maya.

Hoaks menjadi salah satu cara untuk meruntuhkan lawan politik dalam proses demokrasi. Dalam konsep kebebasan berpendapat, hoaks bukan merupakan bagian dari demokrasi. Masyarakat perlu memiliki informasi yang lengkap, akurat, dan terbuka untuk mengambil sebuah keputusan dalam proses demokrasi.

Jadi kesimpulannya dalam kepentingan demokrasi, media sosial bisa menjadi baik dan bisa juga menjadi buruk. Untuk itu kita sebagai masyarakat indonesia harus menyaring informasi yang didapat sehingga kita tidak termakan dengan informasi - informasi hoax yang menyesatkan. Dengan begitu kita sebagai masyarakat indonesia dapat menjalani demokrasi dengan baik dan sesuai dengan undang-undang kita yaitu UUD 1945.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun