Self love dalam syukur : antara syukur dan sombong

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad yang menjadi teladan dalam menjaga hati dan akhlak.

Hari ini banyak anak muda mengenal istilah self love atau mencintai diri sendiri. Sebenarnya, Islam telah lebih dahulu mengajarkan hal ini. Allah berfirman dalam QS. At-Tin ayat 4:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Artinya, kita diperintahkan untuk menghargai diri, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, serta mensyukuri nikmat yang Allah beri. Inilah self love yang benar menurut Islam: mencintai diri sendiri dengan cara menjaga amanah Allah berupa tubuh, akal, dan hati.

Namun, masalah muncul ketika self love disalahartikan. Banyak orang yang menganggap mencintai diri berarti bebas melakukan apa saja, pamer di media sosial, merasa lebih baik dari orang lain, atau menolak nasihat. Inilah yang berubah menjadi kesombongan. Rasulullah bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." (HR. Muslim).

Maka, kita harus menyeimbangkan antara cinta diri dengan kerendahan hati:

• Self love yang benar menjaga diri dari maksiat, bersyukur atas nikmat, merawat kesehatan, dan memperbaiki diri.
• Self love yang salah merasa paling benar, merendahkan orang lain, dan lupa bahwa semua nikmat berasal dari Allah.

Sebagai mahasiswa Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, mari kita bawa semangat ini: mencintai diri dengan syukur, membangun prestasi dengan ikhlas, serta menjaga akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tugas kultum PESPAMA  universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Sleman, 27 September 2025