Mohon tunggu...
Nabila Nur Aisyah
Nabila Nur Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka mendengarkan musik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Curug Sebagai Sumber Air Bersih Dan Pengairan

21 November 2023   16:25 Diperbarui: 21 November 2023   16:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia biasa disebut sebagai negara maritim atau perairan. Tetapi apakah masyarakat tahu bahwa di Indonesia sering sekali mengalami kasus kekurangan air bersih? Nyatanya Indonesia terletak diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia lalu diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang seharusnya Indonesia tidak mengalami kasus kekurangan air bersih dikarenakan hampir semua wilayah di Indonesia merupakan wilayah perairan. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, 38% luas wilayah Indonesia adalah daratan. Menurut Ir Sugeng Hari Wisudo, Indonesia memiliki luas wilayah perairan umum lebih dari 54 juta hektar (540 ribu km²) sedangkan luas perairan laut sebesar 5,8 juta km² (KKP, 2010). Namun, kenyataannya dari tahun ke tahun Indonesia selalu mengalami kasus kekurangan air bersih, mengapa?

Apa penyebab negara Indonesia mengalami kasus krisis air bersih? Menurut hasil analisis Bambang Sulistyo dan Nodi Herianto dalam artikel yang berjudul Analisis Penyebab dan Dampak Degradasi Air pada Lingkungan Hidup dikatakan bahwa penyebab dari degradasi atau krisis air bersih adalah kekeringan, praktik illegal logging yang tidak terkendali, pengelolaan sumber-sumber air bersih yang tidak benar, proses industrialisasi, faktor budaya. Menurut Rohani Budi Prihatin (2013, p.10) dalam jurnal Problem Air Bersih di Perkotaan, menyatakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan Indonesia mengalami kualitas air yang buruk yaitu seperti laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi, dan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air. Pembuatan gedung-gedung tinggi juga dapat mempengaruhi terjadinya kekurangan air bersih, karena gedung-gedung tinggi membuat air hujan susah masuk atau susah terserap ke tanah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas air yaitu sungai yang kotor dan penuh dengan sampah, air laut yang terkontaminasi oleh limbah, tidak adanya tempat untuk menampung air hujan, sedikitnya waduk, dan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih. Hal ini yang dapat mengakibatkan kekeringan dan kekurangan air bersih yang terjadi di beberapa daerah meskipun telah memasuki musim penghujan.

Air memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan. Dengan air masyarakat dapat melakukan banyak hal atau aktivitas, seperti mandi, mencuci baju, mencuci makanan, minum, memasak, menyiram tanaman supaya tanaman menjadi subur dan masih banyak manfaat yang lain. Dengan itu masyarakat Indonesia harus mencari sumber air bersih dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Selain Indonesia memiliki banyak sekali laut, ternyata Indonesia juga memiliki banyak sekali gunung. Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan gunung untuk sumber air bersih. Karena biasanya didekat gunung terdapat banyak sekali curug.

Curug atau yang sering disebut air terjun merupakan formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh kebawah dari ketinggian (Chandra A.H, 2019, p.4). Curug memiliki banyak sekali manfaat, selain menjadi tempat wisata curug juga dapat digunakan sebagai sumber mata air bersih dikarenakan curug berasal dari pegunungan. Adapula manfaat curug menurut Fatmi Sunarya (2020) yaitu sebagai sumber air bersih, petani dapat memanfaatkan air yang mengalir dari curug untuk mengairi atau menyiram sawah, bermanfaat untuk usaha-usaha perikanan dan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang biasa disebut dengan PLTA. Air yang mengalir dari curug juga dapat ditampung sebagian kemudian diolah menjadi air yang dapat diminum, untuk berenang, air dari curug juga dapat digunakan untuk mandi. Curug juga dapat dijadikan sebagai tempat healing atau refreshing. Curug memiliki air yang jernih dan tidak berbau, hal ini juga yang merupakan syarat air dapat dikatakan bersih, maka dari itu masyarakat bisa menjadikan curug sebagai sumber mata air bersih bagi warga setempat. Pemerintah dapat menyalurkan air yang berasal dari curug ke daerah-daerah masyarakat agar masyarakat dapat merasakan air yang layak atau air yang bersih. Dengan adanya curug sebagai air bersih, masyarakat Indonesia dapat mengurangi kasus dehidrasi.

Maka dari alasan-alasan tersebut, diharapkan pemerintah dapat menjaga atau memanfaatkan curug agar masyarakat Indonesia tidak kekurangan air bersih lagi. Selain pemerintah, masyarakat Indonesia juga diharapkan dapat menjaga dan merawat curug dengan baik, karena jika curug tercemar masyarakat Indonesia akan rugi dan Indonesia akan terus mengalami krisis air bersih. Diharapkan juga pemerintah bergegas untuk melakukan pemerataan pembagian air bersih ke seluruh daerah karena air bersih sangat diperlukan oleh warga Indonesia. Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya krisis air bersih yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, dan tidak membuang limbah ke sungai. Mari bersama-sama menjaga kebersihan sumber mata air agar kita tidak kekurangan air bersih. Dengan air bersih badan akan menjadi sehat, tumbuhan subur dan hewan pun menjadi sehat.

SUMBER REFRENSI

PPID. (2022, Agustus 1). Upaya Apa Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengurangi Krisis Air Bersih. Dipetik November 3, 2023, dari ppid.bogorkab https://ppid.bogorkab.go.id/?d=29090&page_title=Upaya_Apa _yang_Dapat_Dilakukan_untuk_Mengurangi_Krisis_Air_Bersih

Prihatin, B. (2013, April). Problem Air Bersih Di Perkotaan, V, 9-12. Dipetik November 3, 2023, dari scribd  https://id.scribd.com/document/139198975/04-2013-1-Problem-Air-Bersih-Di-Perkotaan-Rohani-Budi

Wahyuni, E. S. (2017, September 17). Essay Kebutuhan Air. Dipetik November 3, 2023, dari blogspot  https://ekaromiati05.blogspot.com/2017/09/essay-kebutuhan-air.html?m=1

 Wisudo, I.S.H. (Tanpa Tahun). Wilayah Perairan Indonesia, 1.6-1.7. Dikutip November 3, 2023, dari google scholar https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=luas+wilayah+perairan+indonesia&oq=luas+wilayah+#d=gs_qabs&t=1699258099042&u=%23p%3DEEuz6j47dPsJ

Sulistyono, B., Herianto, N. (Tanpa Tahun). Analisis Penyebab dan Dampak Degradasi Air pada Lingkungan Hidup, 2. Dipetik November 3, 2023, dari google scholar https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penyebab+krisis+air+bersih&oq=penyebab+krisis+air#d=gs_qabs&t=1699260317549&u=%23p%3Dmn7IBngVZuAJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun