Mohon tunggu...
Nabaa Aflah
Nabaa Aflah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Putri Kecilmu

8 Mei 2018   09:29 Diperbarui: 8 Mei 2018   09:35 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kehidupan ini kita mengalami banyak hal yang bisa menimbulkan kebersamaan ataupun kesendirian yang tidak terduga. Dalam hidup kitaharus memilih antara suka tidak suka kita tetap harus memilih, karna itulah jalannya hidup. Terkadang kita sulit untuk menerima kepergian orang yang kita sayang apalagi kedua orang tua. 

Berawal dari sebuah kisah dimana ia sudah bisa dan sudah mampu menghadapi ujian hidup seberat itu, ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sekaligus kedua orang tuanya. 

Seusia masih dini usia dimana anak masih membutuhkan kasih sayang dari lingkungannya teruama dari ibu dan bapaknya, jauh berbeda dengan nasib anak ini sungguh malang nasibnya ditinggal pergi sejak usia masih duduk dibangku kelas 3 SD, seorang laki-laki mampu yang menjadi pemimpin dalam hidupnya, menjadi contoh baik dalam keluarganya, iya dialah bapak sekaligus semangat hidupnya si anak pergi dan menutup mata meninggalkan keluarganya. 

Diusia usia 10 tahun dia sudah merasakan bagaimana ditinggal orang yang sangat berharga dalam hidupnya. Sulit jika kita ungkapkan dengan kata-kata yang jelas rasa sakit dan sedih pada waktu itu tida ada bandingannya. Kemudian selang beberapa bulan bahkan setahun Allah ternyata masih menguji hidupnya, dengan cobaan yang lebih sakit lagi ibunya sudah tua dan sering mengalami sakit namun tetap semangat untuk mengerjakan kebaikan seperti bangun tengah malam untuk solta dan berdoa, sekalipun tubuhnya tidak kuat lagi untuk bangun disaat sakitnya datang lagi. 

Dari sini Allah percaya kepadanya, usia yang seharusnya bersama keluarga dan membutuhkan kasing sayang penuh dari mereka namun takdir berkata lain, sehingga pada suatu hari terjadi moment dimana iya harus berjuang kuat dan mengikhlaskan untuk kenyataan yang ia alami bertubi-tubi seorang ibu tercinta yang merupakan cinta pertama dari anak-anaknya telah memejamkan mata untuk kembali kesisi Allah.

Seketika dunia terasa gelam tubuhnya kaku dan tidak mampu untuk berkata-kata, sehingga air matalah yang mewakili moment yang sangat menyedihkan tiada bandingannya.sempat tidak percaya dengan kejadian itu seakan-akan mereka masih ada didekatnya, masih menemani hari-harinya dengan penuh kasih sayang. 

Siapa sih yang tidak rela ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita sayang apa lagi mereka sosok pahlawan hidup kita. Nyata kita hidup hanya untuk kembali kesisiNYA. Bisa mengabayangin tidak kita hidup sendirian didunia ini tanpa bergantung kepada siapapun, merasa sendiri dalam keramaian. 

Perih, hancur, sakit, sepi, bahkan kadang merasa tidak sadar itulah yang ia rasakan pada waktu itu.Kenapa kali ini saya menulis tentang sebaris kisah ini, saya merindukan sosok tua namun tegar yang menjadi penyemangat hidup saya. Karena inilah kisah dan memont saya waktu itu, inilah hidup saya yang harus menerima cobaan sepahit itu, namun saya masih bersyukur masih mendapatkan orang-orang yang sayang dan peduli kepada saya.

Dalam kehidupan ini kita mengalami banyak hal yang bisa menimbulkan kebersamaan ataupun kesendirian yang tidak terduga. Dalam hidup kitaharus memilih antara suka tidak suka kita tetap harus memilih, karna itulah jalannya hidup. Terkadang kita sulit untuk menerima kepergian orang yang kita sayang apalagi kedua orang tua. 

Berawal dari sebuah kisah dimana ia sudah bisa dan sudah mampu menghadapi ujian hidup seberat itu, ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sekaligus kedua orang tuanya. Seusia masih dini usia dimana anak masih membutuhkan kasih sayang dari lingkungannya teruama dari ibu dan bapaknya, jauh berbeda dengan nasib anak ini sungguh malang nasibnya ditinggal pergi sejak usia masih duduk dibangku kelas 3 SD, seorang laki-laki mampu yang menjadi pemimpin dalam hidupnya, menjadi contoh baik dalam keluarganya, iya dialah bapak sekaligus semangat hidupnya si anak pergi dan menutup mata meninggalkan keluarganya. 

Diusia usia 10 tahun dia sudah merasakan bagaimana ditinggal orang yang sangat berharga dalam hidupnya. Sulit jika kita ungkapkan dengan kata-kata yang jelas rasa sakit dan sedih pada waktu itu tida ada bandingannya. Kemudian selang beberapa bulan bahkan setahun Allah ternyata masih menguji hidupnya, dengan cobaan yang lebih sakit lagi ibunya sudah tua dan sering mengalami sakit namun tetap semangat untuk mengerjakan kebaikan seperti bangun tengah malam untuk solta dan berdoa, sekalipun tubuhnya tidak kuat lagi untuk bangun disaat sakitnya datang lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun