Hai Kompasianers, lama nggak nulis nih. Sebuah fiksi mini dari 3 fiksi mini yang saya buat untuk mengikuti pemecahan rekor MURI karya fiksi mini terbanyak. Sayangnya, hanya 2 yang lolos kurasi. Nah yang 1 ini belum lolos. Jadi coba dipost di sini saja yaa.
Saya pikir fiksi mini adalah versi lebih ringkas dari cerpen. Tapi ternyata ada syaratnya yaa. Selain tentu saja jumlah kata maksimal, ada juga setting latar yang mesti di satu tempat atau satu waktu. Lalu, ada syarat harus plot twist. Ini yang jadi tantangan bagi saya. Nah, bagi Kompasianers yang sudah membaca fiksi mini saya ini, menurutmu ketebak nggak endingnya? Selamat membaca dan terima kasih.
>>>
>>>
Saat aku masih SD kelas 2, biasanya setiap akhir pekan aku akan mengunjungi rumah nenekku. Namun hari itu aku tidak melakukannya karena kata Ibuku, nenek sedang dirawat di Rumah Sakit. Jadi, siang itu aku tidur saja di rumah.
"Han, bangun Han. Ada Nenek..." suara Ibuku yang langsung membuatku melompat dari kasur meski sepertinya kalimatnya belum selesai. Aku segera berlari menuju pintu. Begitu melihatnya, aku langsung menyerbu untuk memeluknya.
"Nenek sehat?" tanyaku.
"Eh iya," jawabnya sambil melihat ke Ibuku.
"Siapa ini, Han?" Ibu bertanya kepadaku.
"Nenek," jawabku yakin. "Ayo, Nek, makan. Jihan lapar," Aku menarik Nenek menuju ruang makan. Mungkin tadi aku mimpi lari-lari, jadi aku kelelahan dan lapar.
Ibu mengambilkan piring, nasi dan lauk untukku.