Sorenya kutelpon rumahnya, dia yang angkat.
"Gimana coklatnya?" Tanyaku.
"Enak."
Udah gitu aja? Iya! Tanpa ada pertanyaan "kenapa ngasih gue coklat" atau "apa maksud lo?" atau pertanyaan-pertanyaan sejenis. Bener-bener udah gitu aja.
2003! Nggak tau deh kalo peristiwa itu terjadi di 2020. Kurasa nggak ada bujang gadis kecil yang begitu sok malu-malunya di saat ini. Tanpa coklat pun mungkin udah ngeh kalau ada yang naksir. Tapi si dia ini, dulu ya begitu itu. Entah nggak ngeh, entah nggak peduli. Dan aku pun ya begitu itu. Ngode doang beraninya!
Begitulah kisah valentine yang paling berkesan. Meski tanpa happy ending. Meski tanpa jadian. Meski tanpa bahkan balasan.
Yah, kadang menjebakkan diri dalam memori itu perlu dilakukan. Untuk mengenang dan merasakan kembali rasa yang sudah lama tak terasa, bukan untuk kembali dan mengulang kisah agar berakhir lebih indah.
Kututup dengan sebuah lagu untuk menyempurnakan jebakan masa lalu ini. Lagu dari Marina Mcbride "My Valentine".
If there were no words
No way to speak
I would still hear you
If there were no tears
No way to feel inside
I'd still feel for you
And even if the sun refused to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart until the end of time
You're all I need, my love, my Valentine
All of my life
I have been waiting for
All you give to me
You've opened my eyes
And shown me how to love unselfishly