Sivanna
Mungkin kalau 15 tahun silam sudah ada grup whatsapp, habislah aku! Kalau saat buka bareng alumni SD saat kami lulus SMP itu, grup whatsapp SD sudah terbit, pasti sudah ketahuan rahasia hati ini.
Kami memang cukup dekat sejak SD. Yah nggak deket-deket amat sih, tapi ya cukup akrab. Bohong jika aku nggak suka sama dia. Ya, aku suka dengan dia. Kata orang sih, ganteng. Banyak yang naksir dia. Teman SMP-nya aja sampe bikin drama demi kenal sama aku. Tapi bagiku, ganteng itu relatiflah dan dia nggak ganteng. Dia baik. Dia cool saat itu. Kami akrab karena sama-sama suka pemain sepakbola yang sama, klub bola yang sama dan timnas yang sama juga. Aku tomboi? Nggak juga. Banyak teman-temanku semasa SMP yang suka bola juga. Kalau aku sih mungkin lebih tepatnya suka pemain bolanya.
Beberapa temanku ada sih yang tahu kalau aku suka sama dia, tapi kan nggak ada media sosial, jadi ya rahasia bisa dijaga dengan aman. Kebayang dong kalau jaman itu sudah ada media sosial, bisa habis disindir-sindir di grup atau postingan status galauku haha..
Suatu hari, kami mengadakan buka bersama alumni SD waktu kelulusan SMP. Aku sempat menelponnya sehari sebelumnya, menanyakan dia akan hadir atau nggak. Dia bilang, dia akan datang. Tapi sampai siang pun dia nggak muncul.
"Eh, Zhafran mana ya? Kok nggak dateng?" Tanya Ridwan di tengah-tengah lingkaran kami. Padahal sebenernya yang satu SMP sama Zhafran ya si Ridwan itu.
"Nggak tau." Jawab Feri.
Yang lain juga kulihat geleng-geleng kepala aja.
"Zhafran mana Ziv?"
"Eh?" Aku kaget tiba-tiba pertanyaan itu lurus hanya untukku. "Nggak tau."
Senyum Ridwan agak nanggung, semacam nyindir, tapi aku gusar sendiri. Kenapa nanyanya ke aku sih? Haha! Edisi kegeeran.