Mohon tunggu...
Wahdaniyah AP
Wahdaniyah AP Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dari Manakah Pengetahuan yang Kita Miliki Berasal

2 September 2018   04:56 Diperbarui: 2 September 2018   05:30 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua orang tentu memiliki pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya dimiliki orang yang mengenyam pendidikan. Pengetahuan ini juga dimiliki oleh masyarakat pedalaman yang hidupnya masih tradisional sekalipun. Bahkan, pengetahuan juga telah dimiliki oleh manusia prasejarah ratusan tahun yang lalu. Mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan memperoleh pengetahuan secara empiris.

Begitu juga dengan bayi atau balita. Bayi tidak membawa pengetahuan, seperti teori tabula yang dikemukakan John Lock. Teori tersebut mengatakan bahwa manusia itu kosong pengetahuan pada mulanya. Lalu seiring pertumbuhan dan perkembangannya, ia mulai belajar dan terus belajar. Sedikit demi sedikit mereka memperoleh pengetahuan.

Pengetahuan dasar yang mereka dapatkan adalah pengetahuan empiris, dimana sumber pengetahuan yang mereka dapatkan berasal dari pengalaman inderawinya. Contohnya adalah bayi yang menggunakan indera telinganya untuk mengenali suara ibunya. Menurut aliran ini, pengalaman yang di dapat lebih memberi keyakinan atau sesuai dengan pepatah `pengalaman adalah guru terbaik`.

Seiring perkembangan zaman, sumber pengetahuan empirisme ini berkembang ke tahap berikutnya menjadi pengetahuan yang bersumber pada akal. Sumber pengetahuan yang berasal dari akal tentu masih sangat berhubungan dengan sumber dari pengalaman inderawi. Akal dapat mengoreksi kelemahan inderawi, yaitu keterbatasan indera. Setelah indera menerima bahan, akal mengatur dan mengelola bahan tersebut hingga tercipta pengetahuan yang benar.

Contohnya adalah anak-anak yang mulai mengetahui benar salahnya suatu tindakan. Pada saat bayi, ia sering memasukkan benda atau mainan yang ia pegang ke dalam mulutnya tanpa menegtahui bahwa benda atau mainan tersebut berdebu dan kotor.

Seiring perkembangannya, ia tau bahwa tidak sembarang benda boleh dimasukkan ke dalam mulut karena ada debu dan kotor. Debu tersebut dapat menyebabkan penyakit. Akalnya mulai bekerja untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari akal ini disebut dengan rasionalitas.

Sumber pengetahuan juga didapatkan melalui inspirasi atau insting. Inspirasi atau insting ini datang dari hati secara tiba-tiba pada orang yang berpikir keras. Ketika ia sudah berpikir maksimal dan kelelahan, mungkin ia akan menenangkan diri dengan duduk atau bersantai sejenak. Saat inilah inspirasi muncul.

Sumber pengetahuan demikian ini disebut dengan intuisi. Intuisi juga disebut dengan suprarasional yang merupakan hasil dari revolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi ini berfungsi sebagai jalan keluar jika rasio yang digunakan mengalami kebuntuan (Teguh Wangsa, 2011). Oleh sebab itu, intuisi ini bersifat personal dan tidak bisa diramalkan kedatangannya.

Selain ketiga sumber di atas, pengetahuan juga didapatkan melalui wahyu. Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan secara langsung oleh Allah kepada manusia laki-laki pilihannya. Wahyu Allah ini berisi pengetahuan mengenai kehidupan manusia, latar belakang penciptaan alam semesta dan isinya, serta kehidpan di akhirat nanti.

Wahyu yang disampaikan Allah melalui perantara Nabi ini disampaikan kepada umat manusia sebagai pengetahuan. Contoh dari pengetahuan yang bersumber dari wahyu ini adalah Al-Qur`an. Al-Qur`an yang isinya mencakup pengetahuan seluruh kehidupan manusia diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur.

Nabi Muhammad SAW menyalurkan dan menyebarkan Al-Qur`an kepada umat muslim di seluruh dunia agar mereka memiliki pengetahuan agama dan pedoman hidup. Sebagai umat muslim, kita ditugaskan mengimani pengetahuan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun