Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Nyatanya, Masyarakat Belum Siap Gunakan e-Ticket untuk Naik Transjabodetabek

11 September 2016   21:02 Diperbarui: 12 September 2016   13:24 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Transjabodetabek Bekasi Timur-Grogol| Sumber: @nindyprisma

Sejak beroperasi empat bulan lalu, Transjabodetabek dari Bekasi semakin hari kian bertambah saja penggemarnya. Tidak hanya di jam berangkat kantor, bahkan di siang hari para pengguna masih memadati dan setia menunggu bus datang di beberapa halte yang tersedia. Murahnya tarif dan rute yang strategis menjadi dua alasan kuat mengapa Transjabodetabek dapat dengan cepat merebut hati pengguna transportasi umum.

Untuk memenuhi semakin meningkatkan pengguna, PT Transjakarta tidak segan-segan menambah jumlah bus yang beroperasi, terutama yang melayani rute Bekasi Timur-Grogol. Saat ini saja hampir 30 bus dioperasikan untuk melayani rute tersebut setiap harinya. Belum lagi rute Bekasi Timur-Pasar Baru yang juga semakin dilirik oleh para pengguna hingga penambahan bus juga dilakukan meski tidak sebanyak rute Bekasi Timur-Grogol.

Selain melakukan penambahan armada, ada kebijakan baru yang mulai diterapkan PT Transjakarta pada Transjabodetabek. Salah satunya adalah memberlakukan sistem wajib e-ticket dan meniadakan pembelian tunai di halte terhitung mulai 5 September 2016. Sebelumnya pembelian tiket Transjabodetabek memang bisa dilakukan dengan tunai atau e-ticket, baik bagi penumpang yang naik dari halte, maupun penumpang yang tidak naik via halte (penumpang yang naik dari pinggir jalan sepanjang jalur).

Spanduk pemberitahuan mengenai wajib e-ticket di halte Transjabodetabek Bulak Kapal, bekasi Timur| Sumber: @nindyprisma
Spanduk pemberitahuan mengenai wajib e-ticket di halte Transjabodetabek Bulak Kapal, bekasi Timur| Sumber: @nindyprisma
E-ticket jelas bukan barang baru, apalagi jika Anda adalah pengguna setia layanan Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta. Tapi bagaimana jika hal tersebut diberlakukan untuk pengguna Transjabodetabek?

Hasil pengamatan yang saya lakukan di halte Bulak Kapal, Bekasi Timur pada satu minggu pertama pemberlakuan wajib e-ticket, dapat dikatakan belum berjalan mulus. Cukup banyak penumpang yang sedikit terkejut saat tidak lagi bisa membeli tiket secara tunai di halte. Dalam catatan saya, ada setidaknya tiga alasan yang melatarbelakangi tidak mulusnya pemberlakuan sistem pembelian tiket baru yang diterapkan pada Transjabodetabek.

Pertama, adalah kurangnya sosialisasi. Saya sendiri baru melihat adanya spanduk besar yang menginformasikan tentang wajib e-ticket tersebut pada tanggal 5 September 2016, tepat di hari pertama sistem tersebut berlaku. Idealnya pemberitahuan dilakukan paling tidak satu atau dua minggu sebelum masa berlaku dimulai, untuk mengantisipasi kebingungan yang sekiranya akan dialami para penumpang.

Selain itu, sikap kurang sadar dan kepo mengenai informasi baru yang dimiliki sebagian besar masyarakat kita juga mempunyai andil. Padahal kalau saja para calon penumpang mau sedikit kepo atau paling tidak berhenti sejenak untuk membaca pengumuman yang tertera di spanduk besar yang menempel di halte, tentu informasi akan lebih mudah dan cepat sampai.

Kedua, tidak semua penumpang Transjabodetabek adalah pengguna tetap Transjakarta. Seperti yang sudah saya singgung diatas, kemurahan dan strategisnya rute Transjabodetabek dari Bekasi membuat sebagian masyarakat yang sebelumnya adalah pengguna bus patas beralih ke Transjabodetabek, itu artinya sebagian dari penumpang Transjabodetabek adalah mereka yang kesehariannya tidak terbiasa menggunakan layanan Transjakarta hingga kurang begitu familiar dengan pembelian tiket menggunakan kartu.

Ketiga, kealpaan atau keengganan penumpang untuk mengisi ulang kartu. Bicara mengenai kealpaan mengisi ulang kartu, hal ini biasanya dialami oleh mereka yang kesehariannya menggunakan transportasi Transjakarta atau kereta Commuter Line, karena baru dua moda angkutan antar kota tersebut yang memberlakukan sistem wajib e-ticket. Biasanya saking seringnya melakukan tap-in dan tap-out saat menggunakan di halte busway atau stasiun membuat kita lupa melakukan cek saldo, hingga tahu-tahu saldo kartu semakin menipis karena dipakai setiap hari.

Tapi jika bicara tentang keengganan mengisi ulang kartu, ini bisa jadi berkaitan dengan alasan nomor dua. Beberapa calon penumpang Transjabodetabek yang saya amati, mereka sebenarnya memiliki kartu pembayaran multifungsi tersebut, tapi sayangnya beberapa di antaranya seolah enggan untuk mengisi ulang. Keengganan itu bisa jadi diakibatkan karena jarangnya mereka menggunakan layanan non tunai tersebut.

Sebenarnya walaupun Anda jarang menggunakan kartu pembayaran multifungsi, paling tidak sisakan minimal saldo Rp 20.000 untuk sekadar berjaga-jaga jikalau Anda membutuhkannya untuk naik Transjakarta, Commuter Line atau sekadar jajan di minimarket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun