Mohon tunggu...
M Yusuf Alamudi
M Yusuf Alamudi Mohon Tunggu... Ilmuwan - orang biasa yg ingin berbagi ilmu

menulis untuk mencerahkan umat

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Fenomena 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

26 Mei 2019   17:14 Diperbarui: 26 Mei 2019   17:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan 1440 H telah memasuki 10 hari terakhir. Banyak fadilah yang terdapat di 10 hari terakhir ramadhan. Nabi Muhammamad SAW dan para sahabat mengagungkan 10 hari terakhir bulan ramadhan dibandingkan dengan 20 hari awal ramadhan, meskipun ada fadhilah di 10 hari pertama dan kedua bula ramadhan. Imam Ahmad dalam musnadnya juga Imam Muslim dalam kitab shahihnya meriwayatkan :

Dai Aisyah r.a berkata "Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam ketika memasuki 10 ramadhan terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini memiliki arti bahwa mengencangkan ikat pinggang adalah beliau beribadah dan menjauhi istri-istrinya dan tidak berhubungan bada dengan mereka di malam sepuluh terakhir dan sibuk bermunajat kepada Allah SWT, mengharap pahala yang besar dan mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Pada malam seribu bulan senantiasa diisi dengan sholat tarawih, membaca Al-Quran, ber tahmid, takbir dan tahlil, dzikir, istighfar dan mengisi dengan kebaikan-kebaikan lainnya serta tak lupa sholawat kepada nabi Muhammad SAW.

Dengan seiiringnya perkembangan zaman, banyak sekali yang mengindahkan keutamaan 10 hari malam terakhir di bulan ramadhan. Masjid tidak lagi penuh dalam sholat tarawih (shof sholat semakit sedikit) dan pusat perbelanjaan yang semakin penuh dengan banyaknya discount untuk menyambut hari raya idul fitri. Salah satu fenomena yang menarik adalah THR atau yang dikenal dengan tunjangan hari raya. Budaya ini sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Terlepas kepentingan politik penjajah belanda dalam menancapkan kekuasaannya di negara kita, pondok pesantren merupakan salah satu basis kekuatan dalam melawan penjajahan. Dengan dalih untuk menambah kesejahteraan, umat muslim disibukkan dengan membelanjakan uang THR dan lupa dengan keutamaan di 10 hari terakhir ramadhan. Fenomena ini terbawa sampai sekarang dan entah sampai kapan, masyarakat disibukkan dengan kebutuhan-kebutuhan dalam menyambut idul fitri yang diidentik dengan baju baru, mobil baru, cat rumah baru dan lupa dengan ibadah di 10 hari terakhir ramadhan, terlebih lagi dalam meraih keutamaan malam seribu bulan. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung atau wal ashr  dan  termasuk meraih kemuliaan di 10 hari terakhir ramadhan dan malam seribu bulan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun