Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percayai Aku

21 Januari 2018   09:25 Diperbarui: 21 Januari 2018   09:37 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang yang baru merasakan 'jatuh cinta' kadang tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.  Tingkahnya kadang berlebihan,  diluar nalar dan logikan normal. 

Nyatanya perasaan cinta juga dihantui oleh rasa berlebihan ingin memiliki atau hampir mirip posesif. Itulah yang tengah dialami Caca,  Caca sesosok wanita muda yang baru merasakan jatuh hati,  sosok yang dia cintai memang bertolak belakang dengan sifatnya.  

Caca tertutup,  pendiam dan tidak memiliki selera humor.  Kini ia mencintai sosok yang ramah,  suka bercanda dan agak sedikit narsis dan punya ambisi ingin terkenal.  

Beda banget kan,  seolah kaya bumi dan langit sifat keduanya.  Bukan perkara yang mudah bagi Caca,  tidak jarang dia menyerupai monster pengekang.  

Awalnya Caca hanya diam dan meruntuk sendirian,  bijaknya Dika selalu berupaya membuat Caca belajar berani mengungkap kan yang sedang dirasakan.  Bukan tanpa alasan,  Dika sering melihat Caca tertekan,  karena tidak bisa mengutarakan apa yang Caca rasakan. 

Terutama dalam dunia kerja,  tidak jarang Caca merasa pusing sendiri karena jadi orang yang terlalu baik dan hampir tidak suka protes "gimana bisa orang ngertiin kamu saat kamu aja ga pernah bicara,  kamu maunya orang nebak isi hati mu?  Mana bisa begitu" ujar lelaki yang cukup frontal saat menyampaikan sanggahan atau debatan.  

Sebenarnya sosok Dika sudah amat ideal untuk diri Caca,  ada banyak perbaikan untuknya.  Dika bijak dan mau menasehati Caca serta mengarahkannya.  Namun tidak jarang Caca hanya merasa Dika keras mengajarinya dan tidak mau memahaminya.  

Rumit memang,  pertentangan dua rasa.. Disisi lain cinta Caca itu kadarnya tinggi namun disisi lain egonya pun tinggi. Seolah Dika harus memahami Caca tanpa Caca banyak bicara  begitulah wanita. Kadang ingin dimengerti tanpa mau mengucapkan. Kaum lelaki juga kan bukan dukun, yang harus memahami diam nya. 

Rimansa cinta, yang jelas sebuah perasaan harus diimbangi rasa percaya. Seberasa sulit pun saat percaya mu dihancurkan, kamu harus belajar lagi mempercayai cinta mu. 

Kekhawatiran kadang menjelma bak  monster posesif yang penuh kekangan, akan menciptakan iklim yang tidak kondusif. Bukan tidak mungkin kadar berlebihan akan menghancurkan cinta yang ada diantara kedua insan.

Dika hanya menjerit dalam hati "coba percayai aku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun