Mohon tunggu...
Hety A. Nurcahyarini
Hety A. Nurcahyarini Mohon Tunggu... Relawan - www.kompasiana.com/mynameishety

NGO officer who loves weekend and vegetables

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dhurung Elmo, Lima Tahun Estafet Mimpi Pulau Bawean

29 Mei 2016   23:49 Diperbarui: 30 Mei 2016   00:49 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pengajar Muda Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Danang Nizar.

Berdasarkan pertimbangan Pengajar Muda, pihak sekolah, dan masyarakat, akhirnya muncul gagasan memindahkan perpustakaan ke dhurung. Dhurung dipilih karena fungsinya yang strategis. Di Pulau Bawean, dhurung menjadi tempat bersosialisasi, sekaligus tempat menyimpan padi dan hasil panen. Pemindahan itu pun disetujui bersama. Keberadaan Dhurung Elmo juga diakui sebagai usaha pelestarian kearifan lokal Pulau Bawean dengan menjadikan dhurung itu sendiri sebagai taman baca masyarakat.

Bagi saya, keberadaan Dhurung Elmo, yang sampai sekarang masi ada, menandakan partisipasi aktif masyarakat di bidang pendidikan. Walaupun terkesan sederhana, pemilihan dhurung menjadi isu strategis karena melibatkan berbagai aktor untuk memutuskannya. Perpustakaan akan dipindahkan ke dhurung milik siapa, siapa yang akan bertanggung jawab dengan buku-buku yang ada di dhurung, bagaimana menambah koleksi buku di dhurung, dan lain-lain. Tidak hanya orang-orang dari Pulau Bawean saja, orang-orang dari luar Pulau Bawean pun turut berkontribusi dengan membantu menjejaringkan masyarakat lokal dengan pihak-pihak yang ingin mendonasikan buku dan memberikan pelatihan yang berkaitan dengan perpustakaan. 

Ya, sampai di sini saya percaya bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama karena menyangkut kepentingan bersama itu memang benar adanya. Tidak ada sekat-sekat pemisah atau penggolongan atas penyelesaian masalah pendidikan. Sudah saatnya semua lapisan masyarakat terjun dan saling mengajak agar kontribusi setiap indivdu semakin besar. Ini bukan tentang seberapa besar materi yang bisa kita sumbangkan, melainkan seberapa banyak orang yang bisa ikut bergerak dan berkontribusi sesuai apa yang bisa dilakukannya. Semesta bergerak untuk pendidikan.

Foto: Dokumentasi Pengajar Muda Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Danang Nizar.
Foto: Dokumentasi Pengajar Muda Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Danang Nizar.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun