Dompu – Komandan Korem 162/Wira Bhakti Kolonel CZI Lalu Rudy Irham Srigede,ST., Senin (08/06) pukul 08.45 Wita memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Kodim 1614/Dompu, dari Letkol INF Hendro Cahyono kepada Letkol CZI Asep Rahmat Sukmana. Dalam upacara yang berjalan hikmad tersebut, hadir unsur FKPD, pejabat eselon II dan III lingkup Pemkab Dompu, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh parpol, ormas dan OKP.
Dalam amanatnya, Danrem menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar besarnya atas dedikasi dan prestasi selama ini. Sementara untuk Dandim yang baru, Danrem menyampaikan selamat datang dan jadilah prajurit sejati.
Selain itu, Kolonel Rudy mengatakan bahwa rotasi adalah konsekuensi alamiah yang kerap terjadi, serta dalam rangka pembinaan personil dan upaya meningkatkan organi serta upaya meningkatkan kemampuan perwira dalam dimensi kepemimpinan, manajerial dan profesionalitasnya.
Saat diwawancarai sehari setelah sertijab, tepatnya dalam acara pelatikan pengurus Lamdo periode 2015-2020 di Paruga Samakai, Danrem menuturkan bahwa Mantan Dandim Dompu dimutasi ke Kodam IX/Udayana dengan jabatan Waas Ren, dimana jabatan tersebut termasuk jabatan mantab 2, yang akan mempercepat kenaikan pangkat menjadi Kolonel. Sementara Dandim yang baru, sebelumnya menjabat sebagai Danden Zipur 5 Malang Jawa Timur.
Ditegaskanya, bahwa sertijab dalam rangka mutasi dan rotasi dilingkup TNI adalah kepetingan organisasi, dan hal itu lumrah terjadi. Setiap kurun waktu 2 sampai 4 tahun, dilakukan pembinaan personil. Kasian Dandim kalau 4 tahun tidak pindah-pindah.
Ketika disinggung apakah mutasi Dandim kali ini adalah sinyal bahwa Dompu adalah daerah rawan teroris, mengingat sudah beberapa kali dilakukan penangkapan terhadap terduga teroris, dan Dandim yang baru adalah mantan Komandan Zeni (Zona/wilayah) Tempur. Kolonel Rudy menampik anggapan itu. Bahkan dirinya balik bertanya “Siapa bilang Dompu daerah rawan teroris?”.
Mutasi Dandim yang sudah berlangsung bukan karena keadaan darurat. Mutasi tersebut murni pembinaan personil, karena didalam Tni dikenal mutasi dan rotasi dalam satu wilayah Kodan dan antar wilayah Kodam.
Seorang prajurit, khususnya Komandan, pinta Danrem, harus pernah bertugas disatuan lapangan misalnya Batalyon atau Detasemen, dan pernah bertugas disatuan kewilyahan. Sekali lagi, “murni rotasi biasa” Siapa bilang Dompu rawan teroris?” kembalinya bertanya.