Mohon tunggu...
Miftahul Yani
Miftahul Yani Mohon Tunggu... lainnya -

Masyarakat biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Spirit Buaya Komjen Buwas

14 November 2015   01:55 Diperbarui: 14 November 2015   02:40 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Kalau judul diatas dan seluruh atau sebagian isinya dipandang sebagai penghinaan terhadap pejabat negara atau ujaran kebencian, maka tiada apalah, yang terpenting inilah suara berdasarkan fakta dan tidak berniat menghina atau membenci siapapun terutama Komjen Budi Waseso"

 

#Prolog

Siapa tidak mengenal Komisaris Jendral Polisi Budi Waseso alias Buwas? Mantan Kabareskrim Mabes Polri tersebut selalu buat heboh sejagat raya Indonesia bahkan dunia. Tak ayal jika putra terbaik Pati Jawa Tengah itu kerap mendapat perhatian publik atas ide, kebijakan dan gebrakannya dalam rangka penegakkan supremasi hukum. Jendral kontroversi, itulah disandangnya.

Beberapa gebrakan Buwas sempat membuat heboh, walaupun kebohan itu selalu mendapat tudingan miring dan kecaman bertubi-tubi, namun itulah Buwas dengan seabrek identitas yang melekat pada dirinya yaitu melahirkan kontroversi.

Beberapa tindakan Buwas yang pernah menjadi sorotan pablik, diantaranya adalah ketika masih menjabat sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri, beliau berani menangkap dan menahan mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji di Bandara Soekarno- Hatta. Lalu ketegasannya meminta Briptu Norman Kamaru kembali ke Gorontalo. Padahal saat itu anggota Brimob Polda Gorontalo tersebut sedang menjadi idola masyarakat dengan menjadi artis dadakan di Jakarta berkat aksi kocaknya dalam lagu Bollywood.

Tak cukup sampai disitu, atas perintahnya, Kombes Victor Ikut menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Penangkapan pimpinan lembaga anti rasuah tersebut sempat dituding Cicak VS Buaya Jilid II, yaitu upaya kriminalisasi pimpinan KPK untuk melemahkan KPK.

Kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Abraham Samad dalam dugaan pemalsuan dokumen yang saat ini terus berlangsung, oleh Buwas menegaskan untuk tetap diproses.

Begitu pula dengan penyidik KPK Novel Baswedan yang harus mengajukan gugatan praperadilan setelah dirinya ditangkap dari rumahnya dan diborgol. Aroma kriminalisasi KPK pun tercium kuat oleh beberapa kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun