Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humor

Pendekatan Sufistik Kasus Nazaruddin; Nashruddin Sufi yang Kocak dan Pandir [Features – 35]

9 Juli 2011   05:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310187349364246773

[caption id="attachment_118843" align="alignleft" width="300" caption="Aduh Biyung, Kemana "][/caption]

Nazaruddin memberi donasi pada Musyawarah Akbar --- maka dia ditawari salah satu jabatan : Ketua Dewan Pembina atau Datuk Bendahara. Tentu semua peserta heran mengapa ia tidak memilih menjadi Ketua Dewan Pembina --- malah ia memilih menjadi Datuk Bendahara. Nazaruddin benar, karena ia pengusaha, darah yang mengalir ditubuhnya adalah pedagang-pelayar yang mampu mengarungi Pantai Barat Sumatera sampai di Yaman, dan kembali lagi ke Gresik di Laut Jawa.

 

 

Dengan waktu cepat ia mengambil “rente” untuk mengisi kembali “Uncang-nya”  ---  berlipat ganda ia memasukkan Dinar dan Ryal ke pundi-pundinya --- tidak lupa ia membuka Rekening Gendut di Temasek, Dubai dan Rawalpindi.

Kenapa  dan Mengapa ?

Seperti juga Nashruddin --- yang selalu membuat skenario yang cerdas untuk menghadapi Dakwaan Sang Penakluk, Timur Leng, alias Tamerlane (1336-1405), Orang Mongol yang menjadi Master-nya.

 

Karena Nazaruddin adalah pengikut Nashruddin --- ia mempunyai kemampuan “Weruh Sadurunge Winarah” --- bahwa semarah-marah Master-nya pasti akan memperdaya dia, seperti kelakuan Tamerlane terhadap Nashrudddin. Dia harus lebih pintar lagi berkelit.

 

Nazaruddin menebar uang ke-mana-mana --- teman, sahabat dan handai tolan senang ---- menyatakan Nazaruddin produktif, cerdas dan handal --- persis si Nashruddin Sang Sufi yang kocak dan pandir itu.

 

Syahdan adalah Hakim dari Negeri Karakose, diperbatasan antara Turki dengan Azerbaydzhan danTurki dengan Persia --- Bahwa Nazaruddin telah disangkakan mempraktekkan suap-menyuap, korupsi dan tilep-menilep. 

Para Menteri, Ningrat dan Sahabat serta Handai Taulan-nya membela mati-matian. Beramai-ramai membuatkan tabir asap.

 

Nashruddin Sang Sufi Kocak dan Pandir, tersenyum ; “ Kamu semua tolol, jadi ketara sekali kalian itu sebenarnya sejenis --- sama-sama pencoleng, le !”

 

Suatu hari Sang Sufi dicegat oleh serombongan anak-anak desa yang baru digoncang gempa --- “Pakcik yang bijak, apa ini benda yang menyerupai uncang duit ini ?  Sebelumnya anak-anak desa Diyarbakir itu telah menanya kepada siapa-siapa --- apa nama benda itu (yang sebenarnya sebelah kaos kaki yang tertinggal dari korban gempa --- Pedagang keliling dari  Istambul).

“Itu sarung kapak anak-anak-ku !”   Bisa saja si Nashruddin menjawab, sambil ia berlalu menuju rumah kerabatnya.

 

Skenario berikutnya.  Nazaruddin dinyatakan hilang --- seantero negeri geger alang ke palang.  Adalah seorang Jaksa mencari tahu ke mana kiranya ia menghilang : “Ncik tahu di mana Nazaruddin kini berada ?”

Dia telah ditelan bumi !”

“Ape maksudnya Ncik, telah mati atau dimatikan ?”

“Telah ditelan bumi --- ia berbahaye !”   Jawab Orang itu --- tak lain Nashruddin Sang Sufi yang Kocak dan Pandir.

 

Nashruddin adalah Tokoh Humoristik Timur Tengah yang kecerdasannya melebihi Abu Nawas ataupun  Ali Koja dari kawasan yang sama ---

Kalau Abu Nawas  tampil di Bagdad semasa Sultan Harun al Rasyid  ( 766-809) --- sementara Ali Koja adalah si Kabayan dari daerah Yaman,  kini Negerinya lagi gonjang ganjing. Sedang Nashruddin masih diperdebatkan apakah ia itu tokoh humor dari Turki, atau Persia, atau malah ada yang mengklaimnya  sebagai  Orang al Qubayyat di daerah Lebanon sekarang…………………., tetapi ada pula mengatakan ia adalah Orang Kurdi,  yang memang terkenal cerdas dan pemberani.

 

Sedang si Nazaruddin adalah tokoh kontemporer dalam khazanah cerita rakyat yang berasal dari Aden, atau Gujarat atau malah Bangla  ……….enggak ngerti, yang pasti dia adalah pengikut Sang Sufi yang Kocak dan Pandir.

Kisah Nashruddin lucu-lucu, mengkritisi penguasa dan masyarakat --- buntut-buntutnya yang terasa pandir bukan saja si Sufi tetapi si pembaca yang menyimpulkan-nya. Cobalah ---  Di situ rahasianya(MWA)

 *)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun