Mohon tunggu...
Muzhidah
Muzhidah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru pembelajar dan guru merdeka. Guru merdeka yang selalu selamat dan bahagia agar selalu bisa berbagi kebahagiaan kepada semua orang melalui tulisan dan konten yang menginspirasi. Guru itu Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani. Guru juga tetap belajar. Karna guru adalah pembelajar sejati. Salam Guru Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Wawasan Kebangsaan untuk Mewujudkan Sekolah Damai

22 Januari 2024   09:40 Diperbarui: 22 Januari 2024   14:13 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Screen Kegiatan Diklat WKG

Pada hari minggu, 21 Januari 2024 kelas Bahasa Inggris 002 mengikuti  Diklat Wawasan Kebhinekaan Global secara online melalui Gmeet yang dinaungi oleh LPTK Universitas Negeri Malang yang merupakan kampus kami dalam menempuh Pendidikan Profesi Guru Tahun 2023 Gelombang 3. Kegiatan diawali dengan pretes untuk menguji pemahaman awal mahasiswa tentang wawasan kebhinakaan global kemudian dilanjutkan dengan G-meet bersama 2 dosen pengampu yaitu Ibu Dr. Niamika El Khoiri, S.Pd. M.A dan Bapak Dr. Suharyadi, S.Pd. M.Pd  mulai pukul 07.30 sampai dengan 17.00 wib. Diklat wawasan Kebhinekaan Global membahas 5 materi pokok yaitu Kebhinekaan Global, Kebhinekaan Indonesia, Kebhinekaan Dalam Skala Personal, Kebhinekaan Dalam Skala Sekolah, Menjadi Sekolah Damai

Meningkatnya globalisasi dan interkoneksi antara negara-negara di seluruh dunia telah memunculkan kebutuhan yang lebih besar untuk memahami dan menghargai keragaman budaya, agama, Bahasa, dan kepercayaan yang ada di masyarakat global. Salah satu cara untuk mempromosikan pemahaman dan toleransi ini adalah melalui kegiatan wawasan kebinekaan global yang dimulai dari sekolah tempat mahasiswa mengabdi.

Kegiatan wawasan kebinekaan global melibatkan pengenalan dan pemahaman terhadap berbagai aspek kehidupan dan budaya yang berbeda di seluruh dunia melalui diskusi antar mahasiswa tentang pengalaman yang pernah mereka alami di dalam kehidupan nyata. Termasuk pengalaman dari salah satu dosen yang pernah tinggal di Australia, beliau sekamar dengan teman pemeluk agama non muslim, saat pagi dosen kami melakukan sholat subuh sedangkan teman sekamar beliau membawa dupa untuk beribadah. Ini memberikan wawasan bahwa kitab bisa hidup dengan orang lain yang agamanya berbeda.

Salah satu perbedaan budaya antar bangsa seperti contoh ada teman mahasiswa yaitu ibu Linda Dwi Agustina, S.Pd yang pernah mengikuti diklat di China selama 6 bulan di tahun 2013. Beliau bercerita bahwa budaya antara orang Indonesia dan orang China sangat jauh berbeda, contohnya ketika beliau bertanya tempat kampus tempatnya diklat, tak satupun yang mau menjawab, padahal tempat kampusnya ada di depan mata. Ini sangat berbeda dengan keramah tamahan dari warga Indonesia yang selalu peduli bahkan dengan strangers (orang asing) sekalipun.

Dalam hal perbedaan Bahasa di kelas kami diberikan tugas bermain peran, ini sangat menyenangkan sekali karena didalam cerita tersebut ada kendala Bahasa yang berbeda-beda sehingga dalam perdagangan (di drama tersebut) tidak bisa dilaksanakan karena adanya kendala bahasa yang berbeda, lalu di scene selanjutnya dilakukan persatuan Bahasa dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Akhirnya transaksi perdagangan tersebut bisa diselesaikan dengan baik.


Pada sesi siang mahasiswa melakukan diskusi mengenai masalah yang dihadapi mahasiswa di sekolah masing-masing. Lalu mencari solusi dari permasalahan tersebut dan apakah solusi yang diambil sudah dapat menyelesaikan masalah yang ada di sekolah tersebut, contoh masalah di kelompok B2.  Masalahnya adalah siswa membuat group sesama suku sehingga terbentuk blok suku jawa, suku Sulawesi, suku Sumatra,suku Betawi dll (ada mahasiswa yang mengajar di Boarding School yang peserta didiknya dari sabang sampai merauke).  Solusinya peserta didik disebar di beberapa kelas agar tidak membuat group hanya dengan temen yang sesuai suku akhirnya masalah terpecahkan.

Contoh masalah kelompok B1. Di sekolah Islam namun menerima peserta didik yang non muslim. Dan disediakan guru agama sesuai agama yang dipeluk oleh peserta didik tersebut. Saat perayaan hari besar masing-masing agama saling mendukung dan membantu jalannya kegiatan. Dan contoh lain dari beberapa pemaparan kelompok lain.

Pada akhir diklat seluruh mahasiswa melakukan post test menjawab 11 pertanyaan untuk menguji pemahaman mahasiswa dari diklat yang telah mereka lakukan.

Demikianlah informasi yang dapat saya tuliskan di artikel WKG UM, semoga dapat memberikan wawasan mengenai kebhinekaan global untuk yang membutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun