Mohon tunggu...
Mutiara Rachmayanti
Mutiara Rachmayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Sangat menyukai Travelling dan Hobby berolahraga!

Suka sekali dengan vibes luar kota yang baru pertama kali dikunjungi dan senang berinteraksi dengan orang baru demi mendapatkan hal dan pengalaman berharga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluar Rumah Dibatasi Selama Pandemi, di Mana Anak-anak Bermain?

23 Oktober 2021   00:40 Diperbarui: 23 Oktober 2021   00:49 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluar Rumah Dibatasi Selama Pandemi! Dimana Anak-anak Bermain? 

Oleh Mutiara Rachmayanti, Pendidikan Masyarakat B 2020 

Perkembangan sosial adalah kemampuan  anak  untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dimulai dari keluarga dengan orang yang tidak dikenalnya. Sedangkan komunikasi sosial merupakan proses dimana seorang anak belajar untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok, tradisi dan berkomunikasi dengan terhadap sekitarnya

Pandemi COVID-19 berdampak pada sektor pendidikan, yaitu pembelajaran  tatap muka tidak diperbolehkan di sekolah, tetapi berlangsung di rumah. Sehingga kegiatan belajar  mengajar dilakukan secara teknis online atau  online dari rumah. 

Dapat dikatakan bahwa waktu bermain anak-anak telah berkurang drastis dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Bagaimanapun, bermain di luar adalah dunia anak-anak. Bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menawarkan banyak manfaat pertumbuhan dan perkembangan, dan memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif, fisik, sosial, dan emosi anak. Anak-anak dapat belajar banyak hal melalui bermain. 

Dari seorang kakak (20) dari Cibubur, Jakarta Timur, Kakak Putri yang  memiliki 2  adik di SD & PAUD, mengatakan bahwa langkah pertama adalah pemahaman yang benar tentang esensi permainan. 

"Berusaha untuk menciptakan kondisi yang nyaman buat adik-adik saya. Saya mencoba untuk membuat hal-hal yang mereka suka, seperti membuat makanan yang mereka sukai hingga mengajak mereka bermain permainan yang mereka biasa lakukan bersama temannya di luar rumah,", jelasnya dalam wawancara pada 11 Oktober 2021 pukul 11.00  di kediamannya. 

"Melihat dari sikap orang tua saya dalam mendampingi adik-adik saya sekolah online pun, orang tua biasanya menemani dari awal jam pelajaran, dan selalu sigap apabila adik-adik saya tidak mengerti pelajarannya. Tidak lupa juga untuk selalu memberi arahan kepada adik-adik saya, bagaimana caranya supaya menghafal dengan cepat, dan membantu adik-adik saya melawan kebosanan selama kegiatan pjj." sambung Sambung Kakak 2 adik tersebut. Menurutnya kegiatan bermain merupakan hal positif yang dilakukan anak atas inisiatif sendiri.

 Dengan kondisi serba terbatas seperti saat ini, orangtua bisa menyiapkan dua lingkungan bermain untuk anak, yakni fisik dan nonfisik. Secara fisik, harus tersedia sarana dan alat bermain. Sedangkan nonfisik adalah bagaimana orangtua menciptakan kondisi yang memungkinkan anak untuk bebas bermain tanpa tekanan. 

Kakak Putri menambahkan, "adik saya tipe anak yang moodnya sangat cepat berubah, sering marah dengan alasan yang saya sendiri tidak tahu. Untuk mengatasinya, biasanya saya mencoba mengikuti kemauannya dulu, ketika emosinya sudah stabil, baru saya ajak komunikasi dan mengarahkan dia untuk melakukan pembelajaran dan kembali bermain, dengan catatan selalu menjaga moodnya, dan menghindari hal-hal yang dia tidak suka, seperti memaksanya untuk cepat mengerti". Pun ketika lingkungan fisik dan non-fisik ruang bermain anak tidak kondusif, maka perkembangan sel otak tidak akan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun