Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan featured

Mengalami Krisis 3 Kali? No Way! Yuk Terapkan Cerdas Berperilaku

28 April 2020   20:55 Diperbarui: 4 Juli 2021   07:30 2962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Krisis itu seperti kanker. Ia menggerogoti bukan hanya satu bagian tubuh saja, tetapi menyebar kebagian lain dan bersifat merusak. Apabila tidak segera diobati, ia akan terus mengganas, memakan tanpa henti sel-sel tubuh yang sehat hingga menyisakan ketidakpastian”

Tahun 1998. Saat itu saya masih usia kanak-kanak, namun tetap bisa mengenang masa-masa sulit itu, masa dimana mendapati orangtua menjual cincin guna memenuhi kebutuhan pokok dan memperbaiki rombong buah milik bapak yang rusak. Siapa sangka, 10 tahun kemudian saya baru tahu bahwa itu merupakan cincin pernikahan mereka. Bayangkan, cincin yang seharusnya dijadikan aset untuk disimpan, akhirnya terjual karena keterpaksaan.

Sungguh, krisis 1998 telah membuat hidup semua orang berubah, tanpa terkecuali keluarga saya. Bapak yang semula mampu berjualan buah dingin dan rujak setiap hari, karena krisis moneter, akhirnya hanya mampu berjualan seminggu 3 kali. Bagaimana tidak, harga-harga bahan baku mulai naik, termasuk buah-buahan.

Kondisi ini berimbas pada pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga. Demi menyambung hidup, ibu berusaha bertindak seirit mungkin. Sehari-hari, beliau selalu membuat nasi menjadi lebih lunak—bahkan hampir mendekati bubur—sehingga tak menghabiskan beras banyak.

Tahun 2008, dunia mengalami kembali gejolak. Penyebabnya? Kelonggaran dalam pemberian kredit properti (KPR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau biasa disebut Subprime Mortgage di Amerika Serikat. Pada hakikatnya, apabila seorang debitur hendak melakukan kredit, seharusnya memiliki 5 kecakapan (5C).

Infografis pribadi
Infografis pribadi

Permasalahannya pada kasus Subprime Mortgage, pihak kreditur tidak mempertimbangkan prinsip capacity, capital dan collateral dimana para peminjam ternyata tak memiliki modal dan pendapatan yang cukup. 

Pada akhirnya, banyak debitur tak bisa membayar biaya cicilan rumah berikut bunganya. Ini berimbas pada terciptanya kredit macet secara massal yang bermuara pada krisis global.

Layaknya penyakit kanker, krisis tidak pernah pandang bulu, semua orang terkena dampaknya tanpa terkecuali. Mulai level pemerintah, perusahaan hingga masyarakat secara individu. Benar, setelah 2 dekade lebih berlalu, saya sadar telah mengalami 2 periode krisis, tahun 1998 dan 2008.


Pernah merasakan ketidakpastian akibat krisis membuat diri ini sadar bahwa mempelajari dasar-dasar ekonomi itu penting. Paling tidak, kita harus memahami tindakan-tindakan yang bisa dilakukan sebagai masyarakat biasa demi mencegah krisis menghantui kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun