Mohon tunggu...
Mutiara Yulia Amanda
Mutiara Yulia Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Membuat Prototipe Merchadise: Dari Ide Bisnis Ke Produk Nyata

11 Mei 2025   20:29 Diperbarui: 11 Mei 2025   20:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/1ZNfK9odq

Pengalaman saya membuat prototipe merchandise bermula dari tugas mata kuliah dasar-dasar kewirausahaan yang diminta untuk membuat ide bisnis yang berhubungan dengan sastra secara berkelompok.

Kami melihat peluang bisnis dalam penjualan merchandise bertema komunitas mahasiswa, seperti tote bag, gantungan kunci, dan pulpen custom. Meskipun terdengar sederhana, proses membuat prototipe merchandise pertama kami memberikan banyak pelajaran penting.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah melakukan riset pasar. Kami menyebarkan survei kecil untuk mengetahui desain dan jenis merchandise apa yang paling diminati. Dari hasil riset, tote bag menjadi pilihan utama karena banyaknya mahasiswi yang menggunakan tote bag. Selain fungsional, tote bag juga menjadi bagian dari gaya hidup kampus yang kasual dan praktis.

Setelah itu, kami mulai merancang desain. Tantangan muncul saat mencoba menyeimbangkan antara estetika, identitas komunitas, dan biaya produksi. Kami berkali-kali melakukan revisi desain agar hasil akhirnya sesuai ekspektasi pasar.

Kami mempertimbangkan warna, ilustrasi, serta elemen-elemen khas yang mencerminkan komunitas kami. Desain tidak hanya harus menarik secara visual, tetapi juga punya makna bagi pemakainya.

Setelah desain disepakati, kami bekerja sama dengan vendor sablon lokal untuk membuat prototipe. Dari sini kami belajar bahwa komunikasi dengan vendor sangat penting dan harus detail, termasuk jenis bahan, ukuran cetak, hingga warna tinta agar hasil yang kami inginkan sesuai ekspektasi. Kesalahan kecil dalam menyampaikan spesifikasi bisa menghasilkan produk yang tidak sesuai, sehingga penting untuk menuliskan segala kebutuhan secara rinci.

Prototipe pertama kami menjadi bahan evaluasi. Kami meminta masukan dari calon pembeli dan mencatat apa saja yang perlu diperbaiki. Kami juga mencoba menghitung ulang biaya produksi dan potensi margin keuntungan.

Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya kami berhasil membuat tote bag dengan desain yang menarik, nyaman dipakai, dan sesuai karakter komunitas kami. Prototipe ini kemudian menjadi dasar produksi massal yang pertama.

Dari proses ini, saya belajar bahwa membuat prototipe bukan hanya soal membuat versi awal dari produk, tapi juga memahami pasar, menguji ide, dan terus beradaptasi. Ada banyak revisi, kesalahan, dan bahkan biaya tambahan yang tak terduga, tetapi semuanya adalah bagian dari proses belajar. Setiap tahap memberi wawasan baru tentang bagaimana sebuah ide bisa diwujudkan menjadi sesuatu yang nyata.

Membuat prototipe merchandise mengajarkan saya untuk berpikir sebagai pelaku bisnis, bukan hanya sebagai desainer. Saya belajar menghargai pentingnya detail, komunikasi tim, serta respons cepat terhadap umpan balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun