Mohon tunggu...
Muthia Saridewi
Muthia Saridewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERTITAS PENDIDIKAN INDONESIA

HALLO SELAMAT DATANG. MARI BERKONTRIBUSI PADA PENDIDIKAN

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kombinasi Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dan Problem Based Learning (PBL) Buat Belajar Lebih Seru

24 Juli 2021   12:53 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:24 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sudah hampir setahun lebih pandemi Corona Virus Disease atau sering disebut COVID-19 melanda diseluruh penjuru dunia. Pandemi COVID-19 ini mempengaruhi hampir semua sektor dalam kehidupan manusia, termasuk sektor pendidikan. pandemi COVID-19 ini sangat berdampak pada sektor pendidikan, karena karena adanya pandemi ini sistem pendidikan berubah secara drastis. Pelaksanaan pembelajaran siswa dan guru yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung diruang kelas sekolah, sekarang berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengharuskan siswa dan guru melakukan pembelajaran dari rumah.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh menerapkan metode pembelajaran dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Pembelajaran jarak jauh memerlukan dukungan teknologi digital yang dapat terhubung dengan jaringan internet, seperti menggunakan aplikasi WhatsApp, Google Classroom, video conference seperti Google Meet, Zoom dan lain sebagainya. Pembelajaran jarak jauh ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya membuat siswa melek teknologi, media pembelajaran beragam mulai dari video, poster edukatif, aplikasi simulasi dan lain sebagainya, ruang dan waktu belajar yang fleksibel, serta kerja sama dan kolaborasi antara orangtua siswa dan guru. Namun selain dampak positif, pembelajaran jarak jauh pun menenyebabkan dampak negatif yaitu siswa kurang pengalaman langsung saat proses pembelajaran, kurang bersosialisasi, capaian dari kompetensi kurang terpenuhi, siswa pun merasa bosan dan seringkali tugas sekolah dikerjakan oleh orangtua.

Melihat dan merasakan dampak negatif pembelajaran jarak jauh tentunya kita jangan tinggal diam saja. Perlu adanya gerakan perubahan untuk mengurangi dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh. Siswa seringkali mengeluh bosan belajar daring, tidak mudah mengerti untuk memahami materi pelajaran. Siswa merasakan hal tersebut karena sejatinya siswa sekolah dasar yang berumur kurang lebih 6-12 tahun mereka sedang berada pada akhir masa kanak-kanak. Siswa sekolah dasar memiliki karakteristik yaitu diantaranya, perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari, rasa ingin tahu dan belajarnya tinggi, anak suka dalam menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui, mereka ingin aktif dan berbuat sesuatu.

Mengetahui karakteristik siswa sekolah dasar, dan merasakan perlu adanya gerakan pemecahan masalah dalam mengurangi dampak negatif pembelajaran jarak jauh. Maka, Muthia Saridewi selaku mahasiswa yang sedang menjalankan kegiatan KKN 2021, membuat suatu program untuk guru dan orangtua siswa dalam membimbing dan mendampingi siswa dalam pembelajaran jarak jauh secara daring serta program untuk siswa agar siswa lebih semangat dan mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna walau belajar dari rumah. Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang mengajarkan siswa dapat berpikir kritis dan logis untuk memecahkan suatu permasalahan didunia nyata dan menghasilkan suatu alternatif solusi. Sedangkan, Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang diawali dengan masalah dan dalam kegiatan belajarnya menggunakan proyek sebagai media bagi siswa untuk memperoleh pengalaman nyata dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menghasilkan produk otentik sebagai solusi masalah.

Bentuk kegiatan dari program ini adalah guru dan mahasiswa KKN berkoordinasi merencanakan pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis mengatasi masalah yaitu berupa menghasilkan suatu alternatif solusi/ pemecahan masalah dan membuat suatu proyek yang menghasilkan suatu luaran berupa produk untuk pencegahan dan penanggulangan dampak COVID-19. Untuk orangtua siswa program ini berbentuk memberikan informasi dalam bentuk poster kepada orangtua siswa dan juga berkerjasama dengan orangtua siswa untuk dapat membantu membimbing, menemani, dan juga bekerjasama dengan siswa dalam membuat suatu proyek. Sedangkan untuk siswanya program ini memberikan siswa aktif belajar langsung dan dapat ikut serta dalam mengatasi permasalahan dunia nyata yang sedang terjadi, siswa membuat suatu proyek menghasilkan produk berupa masker atau hand sanitizer.

Tanggapan dari guru, orangtua siswa, dan siswa pun menunjukan hasil yang berjalan dengan baik. guru merasa senang karena adanya program ini siswa dapat memahami pembelajarannya dengan bermakna berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. Menurut orangtua siswa, program ini memberikan informasi yang bermanfaat dan membuat hubungan orangtua dan siswa lebih dekat, aktif, dan siswa tidak tergantung pada kegiatan bermain smartphone. dan berdasarkan kegiatan bimbingan dengan siswa, siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran dengan kegiatan membuat suatu benda/produk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun