Mohon tunggu...
Musyarofah
Musyarofah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tindakan Golput Menjadi Pilihan Bagi Pelajar?

7 Februari 2024   17:56 Diperbarui: 7 Februari 2024   17:58 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di bulan Februari tahun 2024 ini Indonesia akan mengadakan pemilu secara serentak mulai dari memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. 

Pemilihan Umum merupakan mekanisme atau sistem demokrasi modern yang  memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan mewakili mereka di pemerintahan. Warga negara yang dimaksud adalah warga yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin,atau sudah pernah kawin. Lalu, bagaimana dengan para pelajar? Apakah mereka juga dapat berpartisipasi dalam pemilu tahun ini? 

Pelajar sendiri adalah orang-orang yang ikut serta dalam proses belajar. Menurut Nasution, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan dan menambah sejumlah ilmu dan pengetahuan, sedangkan pelajar adalah pelakunya. Nah, seperti yang sudah dijelaskan, semua warga Indonesia dapat mengikuti pemilu dengan usia minimal 17 tahun ke atas. 

Namun para pelajar ini masih sering dipandang kurang dalam isu isu yang berkaitan dengan politik. Informasi yang didapat oleh pelajar sering kali hanya rumor atau berita palsu dan pelajar ini mudah sekali terpengaruh oleh berita berita tersebut. Padahal dikutip dari Rri. co. id, Pelajar ini adalah kunci emas Indonesia di tahun 2045 mendatang. 

Di era yang sudah serba digital ini banyak sekali berita yang simpang siur yang menyebar di media sosial apalagi yang berkaitan dengan politik. Dengan banyaknya berita yang menyebar  di jejaring sosial memunculkan banyak kebingungan untuk para pelajar sebagai pemilih pemula yang akan mengikuti pemilu dan di tengah kebingungan ini memungkinkan pelajar yang akhirnya memilih untuk golput. 

Golput adalah istilah untuk mereka yang memilih untuk tidak memberikan suara pada pemilihan umum. Tindakan ini sebenarnya tidak diperbolehkan dalam pemilu karena terdapat hak suara yang dapat dimanipulasi oleh oknum oknum yang punya kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pelajar sebagai orang yang rentan untuk memilih golput harus lebih cerdas dalam menangani hal ini. 

Selain karena banyaknya berita hoaks dan kurangnya informasi, faktor lainnya yang menyebabkan pelajar akhirnya memilih golput adalah sikap tidak peduli terhadap politik atau bisa disebut sikap apatis. Menurut Tempo.co Sikap apatis pada politik menjadi salah satu faktor tingginya angka golput. Rasa apatis dan ketidakpercayaan pelajar maupun masyarakat ini muncul karena mereka merasa bahwa tidak ada perubahan positif yang terjadi dalam kehidupan mereka setelah pemilihan.

Dampak dari golput sendiri adalah dapat mempengaruhi kualitas demokrasi di Indonesia. Dikutip dari laman CNN Indonesia jumlah pemilih golput tahun 2014 adalah 30,22% angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu 25,19%. Itu artinya tingkat partisipasi masyarakat kurang terhadap pemilu. Selain itu manipulasi juga dapat terjadi dan paslon yang berkualitas bisa saja tidak terpilih. 

Banyak cara agar golput bisa dihindari oleh masyarakat dan pelajar, caranya yaitu sebagai berikut:

1. Pastikan Nama kalian terdaftar sebagai pemilih tetap
Sebelum kalian berpartisipasi dalam pemilu tahun 2024, pastikan Nama kalian sudah terdaftar sebagai pemilih tetap. Kalian dapat mengeceknya di website cekdptonline.kpu.go.id.

2. Membaca dengan teliti berita yang disajikan di media sosial
Dengan membaca suatu berita secara teliti, kita dapat mengetahui berita tersebut adalah berita hoaks atau tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun