Kuliahmu di Unnes, tho? Walah, kok betah ngampus di pucuk gunung dan di tengah hutan belantara koyo ngono?
Begitulah kalimat pertanyaan yang kerap dilontarkan dari anak-anak kampus lain kepada mahasiswa yang ngampus di Unnes, Semarang.
Meski kalimat itu agak offensive, namun mahasiswa Unnes biasanya tak bisa berbuat apa-apa selain menanggapi pertanyaan itu dengan senyuman dan guyon saja. Lha, emang kenyataannya begitu. Hehe
Kampus Utama Unnes Semarang terletak di kecamatan Gunungpati memang berada di dataran tinggi. Dibandingkan dengan Undip, tetangganya yang berlokasi di perkotaan yang puanas dan ramai, kampus Unnes berlokasi di tengah pedesaan yang masih agak sepi.
Pada tahun 2010, pihak Kampus Unnes mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi. Sejak saat itu, Unnes bertekad untuk menerapkan prinsip-prinsip konservasi yang melindungi baik alam, manusia, hingga seni dan budaya.
Sebagai langkah Konservasi lingkungan, beragam kebijakan diterapkan saat ngampus, mulai dari kewajiban menanam pohon sebagai syarat masuk dan wisuda, kampanye berjalan kaki, paperless, hingga kewajiban mempelajari Mata kuliah Konservasi kepada para mahasiswa.
Di setiap Fakultas, terdapat hutan-hutan mini yang harus dijaga dan dirawat oleh semua elemen kampus. Hutan-hutan ini membuat kampus terlihat asri.
Saat kuliah dulu, di sela-sela jeda mata kuliah, saya suka sekali nongkrong di bawah pepohonan hutan-hutan mini itu untuk neduh menikmati semilir angin sambil mendengar kicauan burung-burung yang riang bernyanyi.
Suasana kampus yang asri dengan pepohonan lebat itulah yang sering dijadikan bahan roasting oleh orang-orang yang belum pernah ngampus di sana.
Saya kerap menemukan orang-orang yang ketika pertama kali berkunjung ke sana, mengungkapkan bahwa mereka memiliki kesan seram alias medeni saat berada di lingkungan kampus apalagi ketika malam hari tiba.
Tapi bagi saya yang berasal dari desa di kakik gunung Slamet sudah terbiasa dengan pohon-pohon hijau dan persawahan, tidak ada kesan menyeramkan sama sekali. Justru saat kuliah di sini, saya berasa kuliah di kampung sendiri.
Dulu, Satwa yang sering saya lihat di hutan-hutan kampus palingan hanya beberapa jenis burung, kupu-kupu dan serangga-serangga lainnya.
Beberapa tahun setelah tamat berkuliah di sini, baru-baru ini adik tingkat saya mengabarkan melalui video status whatsapp bahwa kondisi kampus yang sepi karena Pandemi, membuat segerombolan monyet mulai bermunculan.
Tak hanya di hutan-hutan kampus, monyet-monyet itu bahkan mulai berani bermain di sekitar area gedung-gedung perkuliahan.
Semenjak kegiatan perkuliahan dialihkan ke metode daring yang membuat suasana kampus menjadi sepi, monyet-monyet yang dulunya hidup liar di hutan perbukitan sekitar kampus, mulai berani bermain dan mencari makan di hutan kampus bahkan masuk ke area perkuliahan.
Fenomena monyet masuk kampus Unnes juga sempat ramai diberitakan di awal-awal libur pandemi, bulan April lalu. Saat itu, terlihat seekor monyet sedang santuy duduk di tangga penghubung antar gedung Fakultas Teknik Unnes.
Monyet-monyet liar itu di duga kekurangan ketersediaan makanan di habitat mereka sehingga nekat melebarkan area perburuan makanan.
Kemungkinan suasana kampus yang sepi karena pandemi membuat gerombolan monyet itu merasa lebih leluasa untuk mencari buah dan telur-telur merpati yang banyak tersedia di area kampus.
Kata Pak Sodirin, semakin hari jumlah monyet-monyet liar yang datang ke area kampus semakin banyak. Hal ini memunculkan masalah karena perilaku monyet-monyet liar itu semakin agresif dalam mencari makan.
Bahkan pernah ada petugas kebersihan dan seorang pegawai FT Unnes yang dikejar-kejar oleh gerombolan monyet ini karena berusaha menjambret tas yang dikira berisi makanan.
Jika monyet-monyet itu semakin hari semakin banyak datang ke area kampus, tentu akan menjadi ancaman yang bakal mengganggu kegiatan kuliah jika nantinya mahasiswa bisa kembali berkuliah secara normal di kampus.
Hiih.. medeni. Untung saya sudah lulus!
Semoga saja datangnya gerombolan monyet liar itu ke kampus Unnes hanya bermain-main untuk sekedar meramaikan kampus yang sepi sekaligus menghibur para hati yang sunyi karena pandemi.
Ketika Kampus sudah normal dan ramai lagi oleh mahasiswa, semoga mereka akan kembali ke habitat asli sehingga tidak mengganggu kegiatan mengajar dan belajar doden dan mahasiswa. Amin.
Monyet-monyet baik, Jangan Nakal ya! Hehe
Sekian. Salam!
Baca juga: Capung, Si Naga Terbang yang Mulai Menghilang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI