Tapi bagi saya yang berasal dari desa di kakik gunung Slamet sudah terbiasa dengan pohon-pohon hijau dan persawahan, tidak ada kesan menyeramkan sama sekali. Justru saat kuliah di sini, saya berasa kuliah di kampung sendiri.
Dulu, Satwa yang sering saya lihat di hutan-hutan kampus palingan hanya beberapa jenis burung, kupu-kupu dan serangga-serangga lainnya.
Beberapa tahun setelah tamat berkuliah di sini, baru-baru ini adik tingkat saya mengabarkan melalui video status whatsapp bahwa kondisi kampus yang sepi karena Pandemi, membuat segerombolan monyet mulai bermunculan.
Tak hanya di hutan-hutan kampus, monyet-monyet itu bahkan mulai berani bermain di sekitar area gedung-gedung perkuliahan.
Selama saya ngampus, saya hampir tidak pernah menemui keberadaan monyet di hutan kampus. Saya hanya pernah melihat satu kali keberadaan monyet, itupupun cuma satu ekor monyet liar yang kemungkinan sekedar mampir dari hutan di perbukitan sekitar kampus dan tidak berani mendekat ke gedung perkuliahan.
Semenjak kegiatan perkuliahan dialihkan ke metode daring yang membuat suasana kampus menjadi sepi, monyet-monyet yang dulunya hidup liar di hutan perbukitan sekitar kampus, mulai berani bermain dan mencari makan di hutan kampus bahkan masuk ke area perkuliahan.
Fenomena monyet masuk kampus Unnes juga sempat ramai diberitakan di awal-awal libur pandemi, bulan April lalu. Saat itu, terlihat seekor monyet sedang santuy duduk di tangga penghubung antar gedung Fakultas Teknik Unnes.
Menurut Pak Sodirin (Security), belakangan ini memang segerombolan monyet makin sering datang dari hutan dan bukit-bukit di belakang FT untuk bermain dan mencari makan di area kampus.
Monyet-monyet liar itu di duga kekurangan ketersediaan makanan di habitat mereka sehingga nekat melebarkan area perburuan makanan.
Kemungkinan suasana kampus yang sepi karena pandemi membuat gerombolan monyet itu merasa lebih leluasa untuk mencari buah dan telur-telur merpati yang banyak tersedia di area kampus.