Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid sebagai Markas "Peradaban" Mahasiswa

30 April 2020   18:50 Diperbarui: 30 April 2020   18:49 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa meramaikan Masjid kampus |dokpri

Konon, menjadi mahasiswa adalah suatu kebanggaan. Memiliki gelar “Maha” membuat hati serasa tinggi karena merekalah para agen perubahan yang hendak memajukan Peradaban.

Tetapi nyatanya, tidak semua orang yang memiliki gelar Mahasiswa, benar-benar pantas untuk kita banggakan. Kehidupan kampus yang penuh godaan, membuat mahasiswa justru tumbang dalam kubangan kehinaan.

Hidup di perantauan, jauh dari pengawasan orang tua, bebas melakukan apa saja, menjadikan cobaan yang berat bagi seorang mahasiswa. Alih-alih kebanggaan dan kehormatan karena ilmu yang didapatkan, Mahasiswa justru asyik tersesat dalam gemerlapnya pergaulan. 

Berdasarkan pengamatan selama 4 + 1 tahun saat menjadi mahasiswa, tidak sulit bagi saya untuk membandingkan populasi mahasiswa yang salah pergaulan dengan mahasiswa yang teguh mempertahankan Iman. Kira-kira 2:1. 

Lebih Banyak saya temui mahasiswa yang kerjaan setiap harinya hanya nge-game seharian, mabuk-mabukan congyang, berjudi, konsumsi obat-obatan, dan seks bebas di kos-kosan (Soal seks bebas, saya pernah sekilas membahas dalam artikel Menghilangkan rasa tabu saat membeli Kondom).

Banyaknya paparan godaan itu, membuat saya sempat berpikir "Wah Asyik juga ya kalo mabok", "Wah Pasti Seru tuh kalo Seks bebas" , "Widih enak tu judi, bisa dapat duit banyak". 

Tetapi beruntungnya saya, belum sempat saya mewujudkan pemikiran itu, ada seorang teman yang memegang erat tangan saya untuk tidak terjerumus pergaulan yang menyesatkan itu.

Dialah sholeh, mahasiswa yang keseharian sebagai marbot di sebuah Masjid di salah satu Kampung di Kampus. Sholeh gigih sekali mengajak dan mencegah para mahasiswa untuk meninggalkan dan tidak masuk dalam pergaulan yang salah. 

Saya selalu tertarik ketika dia menyampaikan bagaimana konsep Kembali ke Mesjid! sebagai gerakan mahasiswa untuk  membangun peradaban yang maju dengan masjid sebagai markas perjuangan.

"Mahasiswa diharapkan untuk memajukan peradaban, tetapi karena lemahnya Iman, seringkali mereka melakukan perbuatan tak beradab yang memundurkan peradaban"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun