Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yang Hijau dari Lembah Harau

4 April 2019   11:35 Diperbarui: 4 April 2019   11:37 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi yang sangat sejuk menyambut kami di hari kedua jelajah Sumbar. Kami menginap di hotel Starli Bukittinggi yang jaraknya antar hotel dekat-dekat  banget dengan harga yang hampir seragam tapi anehnya gak semua masuk ke dalam pilihan di Traveloka.

Bahkan hotel kedua kami cuma jalan kaki saja dari sini wkwkw... aneh si. Hotel Starli termasuk nyaman cuma kekurangannya itu kamar mandi di luar dan saya baru ngeh soal ini pas nyampe wkwkw.. (stt... saya gak bilang temen saya makanya pas nyampe mereka protes karna baru tahu, padahal saya juga).

Nah, trus pagi-pagi kita sudah semangat banget nih mau eksplorasi lembah Harau yang dibilang orang-orang kayak eropanya Sumatera. Tapi sebelum itu, kami jalan-jalan di sekitar hotel. Ada ikon mencolok namanya Jembatan Limpapeh. Anehnya di atasnya itu ada semacam rel. Kita pun penasaran dari mana naiknya dan menghubungkan kemana rel tersebut. Ternyata teka tekinya bakal ketahuan tuh saat kita berkunjung ke salah satu tempat di sore hari.

Dokpri
Dokpri
Karena uniknya jembatan ini ditambah dengan banyak burung merpati berseliweran membuat jembatan ini keceh banget jadi latar foto. Meskipun ada beberapa kabel listrik melintang tak beraturan tapi tetap aja kami seneng foto-foto di sini.

Yuhuu... maka dimulailah kegilaan foto, mulai dari pose normal, selfie, sampai loncat yang bikin ningkatin mood banget. Masih di sekitaran situ juga ada beberapa pejual kue yang kita amati ragam kuenya tidak biasa tapi tetep enak disantap, tapi tetap saja yang favorit gorengan wkwkw...

Kalau malam hari di sini juga ramai pedagang kaki lima jualan nasi goreng, mi goreng, wedang jahe, macem-mamcem dan emang kata temen saya sih enak.

Oke balik lagi ke perjalanan ya, jadi dari Bukittinggi menuju Harau yang ada di deket Payahkumbuh ini lumayan lama sekitar lebih dari sejaman dengan pemandangan yang penuh dengan pesawahan dan tebing-tebing tinggi. Cuacanya pun sejuk.

Masuk ke kawasan Lembah Harau sudah banyak spot-spot instagramable dan selfie yang dipasang penduduk setempat. Saya pun berhenti dan milipir sejenak. Tapi bukan spot itu yang saya cari karena menurut saya nggak butuh spot selfie kalau latar sebenarnya sudah begitu berarti.

Makanya langsung deh cekrak cekrek sambil teriak teriak wow wow hahha...Trus si driver kami menyarankan untuk datang ke air terjun yang sudah benar-benar menjadi lokasi wisata.

Oia saya pun bingung dengan penyebutan air terjun, karena orang-orang di sana nyebutnya air mancur. Si mama tentu saja protes karena namanya terjun dari atas ke bawah dan air mancur itu sebaliknya. haha dan dia pun berantem sama driver saya soal penyebutan ini. Ngakak sih. Fenomena berbahasa ya.

Benar-benar ramai kala itu semua penduduk Sumatera kayaknya pergi ke sana semua mulai dari Jambi sampai Medan. Jadi semakin siang tempat ini semakin sesak jadi lebih baik datang pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun