Ini menyoal Bodohnya Anies Baswedan sehingga dipecat dari kabinet kerja oleh Presiden. Isu yang kini santer menjadi amunisi kubu kelompok yang terkotak - kotak. Dikereta cerita ini juga menjadi bagian dari celoteh kumpulan simpatisan buzer kotak - kotak dan turut mengiringi getar bunyi laju KRL yang menuju Bogor. Teman saya yang kebetulan alumni Ilmu Politik FISIP UI juga mengaminkan cerita itu. Anies menurutnya gak qualified untuk menjadi Gubernur Jakarta. Faktanya jadi Menteri pun dipecat.
Begitu sederhananya parameter itu.
Pertanyaan saya setelah mendengar itu adalah
anda kenal sama Pak Andrinof Chaniago,
Jawabnya : ia dia dosen saya yang sangat bagus. Saya suka cara mengajarnya, beliau Penulis produktif, banyak gagasan dan idenya yang brilian. Beliau adalah pendiri Center for Indonesian Regional dan Urban Studies (CIRUS) beliau pernah menulis Gagalnya Pembangunan: Kajian Ekonomi Politik Akar Krisis Indonesia terbit tahun 2001.Dan bukunya nge hits, bla bla bla bla blab la bla bla bla bla….
Pokoke Hafal banget dah....
Kemudian saya melanjutkna :
Tapi tahukah bahwa anda ternyata diajar dosen yang “tak lebih cerdas” dari Puan Maharani bahkan lebih “bodoh” dari Anies Baswedan.
Tiba2 dia nyahut seperti orang yang kebelet pipis, apa karya Puan Maharani sehingga anda katakana lebih cerdas dan hebat, sungguh tak sekelas Pak Andrinof Chaniago apalagi si Anis tuh yang dipecat itu (dengan raut yang sedikit kesal).
Nyadar lagi gue, Rupanya politik keberpihakan yang berlebihan acapkali menumpulkan memori juga nalar.
Klu parameter bodohnya Anies Baswedan seperti itu seharusnya anda juga tulus menerima kenyataan bahwa Pak Andrinof Chaniago ternyata bisa lebih bodoh dari Anies terlebih lagi Puan Maharani. Meskipun sungguh saya tidak meyakini itu.