Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesalahan Singapura dan Indonesia dalam kasus Usman Harun

15 Februari 2014   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Singapura tidak “menghargai” hubungan bilateral.

Tentu saja sikap yang ditempuh oleh Singapura membuktikan “Singapura” hendak “memamerkan diplomasi yang ulung. Singapura mengetahui bagaimana diplomat Indonesia yang “kurang” berperan dalam hubungan bilateral. Singapura sedang menggunakan “gertakan” untuk melihat reaksi dari Indonesia.

Singapura juga mengetahui bagaimana Pemerintah Indonesia yang kurang mendapatkan dukungan rakyatnya sendiri. Singapura mengetahui bagaimana sikap Presiden yang lemah dalam pergaulan internasional.

Test diplomasi Indonesia yang lemah sudah dinikmati oleh Singapura. Singapura sudah meraih kemenangan ketika Singapura protes ke Indonesia mengenai asap pertengahan tahun lalu. Presiden SBY justru meminta maaf tanpa bergaya diplomasi ulung “menyebutkan” persoalan asap itu sendiri disebabkan oleh perusahaan Singapura.

Indonesia kalah telak

Dengan “test” yang sedikit 'strong” yang dimainkan Singapura, Singapura sudah “memenangkan” dukungan rakyatnya sendiri sekaligus “membuat” Indonesia tidak berdaya di hadapan Singapura.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun