Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Penerbangan Paling Mendebarkan

6 Januari 2018   13:30 Diperbarui: 6 Januari 2018   13:48 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali melakukan penerbangan, perasaan saya selalu was-was. Bermacam rasa berkecamuk, teringat keluarga, anak, dan istri jika sesuatu yg buruk terjadi. Seperti penerbangan Tambolaka-Kupang beberapa waktu lalu. Ini adalah penerbangan ketiga selama saya mengikuti Jelajah Nusantara NTT. Banyaknya pulau-pulau kecil yang harus dikunjungi  memaksa kami tidak  punya pilihan lain, kecuali menggunakan moda transportasi udara.

Cuaca buruk  sering terjadi beberapa hari ini. Jadwal penerbangan dari dan ke Tambolaka juga banyak yang mengalami penundaan. Termasuk pesawat  ATR 72-500 yang mengangkut kami.  Tapi kami masih beruntung   walau sempat delay, akhirnya terbang juga ke Kupang.

Selama penerbangan, beberapa kali pramugari mengumunkan jika cuaca kurang baik, penumpang disarankan tetap memakai seatbelt. Benar, di jendela pesawat terlihat air melaju kencang, bisa jadi hujan. Kabut putih pekat menyelimuti pesawat mungil berbaling-baling yang kami tumpangi.

Saya bernapas lega ketika kapten mengumumkan kalau pesawat akan mendarat. Saya pun bersiap-siap seperti penumpang yg lain: melipat meja dan menegakkan sandaran.

Namun justru disinilah puncak  kekhawatiran itu. Biasanya setelah ada notifikasi pesawat akan mendarat, beberapa saat kemudian pasti landing.

Namun   ditunggu 15 menit, 30 menit, pesawat tidak juga landing. Saya lihat jam berkali-kali. Seharusnya sudah mendarat sejak 15 menit lalu.
Haduhh.. goncangan terus terjadi, di luar yang terlihat hanya kabut putih dan kabut putih, tidak ada yang lain. Yang bisa saya lakukan hanya diam dan berdoa agar semua baik-baik saja.

Dan doa saya dan doa seluruh penumpang terkabul. Sejurus kemudian pesawatpun mendarat di Bandara Eltari Kupang, molor 30 menit dari waktu seharusnya. Ya Tuhan.. lega rasanya.

Namun perjalanan masih panjang. Masih ada 7 penerbangan lagi untuk menyelesaikan episode perjalanan ini. Semoga Tuhan Semesta Alam memberikan kesehatan keselamatan pada kami semua. Amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun